Prof Tjandra: Perlu Testing-Tracing Masif untuk Dapatkan Gambaran Nyata Kasus Covid-19

Prof Tjandra menyebut jumlah harian spesimen yang diperiksa masih di bawah 100 ribu.

Prayogi/Republika.
Petugas kesehatan membarikan tanda tabung sample lendir usai melakukan tes usap PCR Covid-19 kepada warga (Ilustrasi). Peningkatan testing dan tracing Covid-19 yang lebih masif dinilai penting untuk memberi gambaran nyata jumlah kasus Covid-19 yang kini terjadi di Indonesia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama mendorong peningkatan testing dan tracing Covid-19 yang lebih masif. Ia menilai, itu penting untuk memberi gambaran nyata jumlah kasus Covid-19 yang kini terjadi di Indonesia.

Baca Juga


"Banyak yang berkomentar tentang kasus baru Covid-19 pada 12 Juli 2022, yang jumlahnya 3.361 kasus, tertinggi sejak April 2022," kata Prof Tjandra yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Menurut Prof Tjandra, yang perlu disorot dan diwaspadai adalah upaya pemeriksaan spesimen Covid-19 sebagai bagian dari testing (pengujian) dan tracing (pelacakan) kasus di tengah masyarakat. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat berbicara di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (11/7/2022), memperkirakan puncak kasus subvarian omicron BA.4 dan BA.5 mencapai kisaran 20 ribu kasus per hari pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022.

Prof Tjandra yang juga mantan kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI itu mengatakan prediksi tersebut hingga kini belum diiringi dengan pemeriksaan spesimen yang masif di masyarakat. Misalnya, pada laju kasus yang terjadi 11 Juli 2022, jumlah spesimen diperiksa mencapai 71.095 yang menghasilkan 1.681 orang terkonfirmasi positif Covid-19.

Pada 12 Juli 2022, terdapat 97.935 spesimen yang diperiksa menghasilkan 3.361 orang positif. Angka-angka tersebut, menurut Prof Tjandra, menunjukkan jumlah kasus meningkat hampir dua kali lipat, sementara jumlah pemeriksaan hanya naik 1,37 kali lipat.

"Artinya, situasi lebih serius dan jelas kita harus waspada," kata Prof Tjandra yang juga Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan direktur Pasca-Sarjana Universitas Yarsi.

Prof Tjandra mengatakan jumlah harian spesimen yang diperiksa di Indonesia masih di bawah 100 ribu. Itu menghasilkan kasus tertinggi 3.361 orang pada 12 Juli 2022 .

"Maka untuk dapat mendeteksi 20 ribu kasus, perlu diperiksa jauh lebih banyak spesimen, tidak cukup di bawah 100 ribu spesimen seperti beberapa bulan terakhir ini dilakukan," katanya.

Sebagai ilustrasi, menurut Prof Tjandra, pada 10 Maret 2022 kasus baru di Indonesia mencapai 21.311 orang. Pemeriksaan hari itu berjumlah 257.959 spesimen.

Artinya, jumlah testing saat ini harus ditingkatkan kalau mengikuti prediksi 20 ribu kasus baru per hari. Kalau angkanya jadi lebih tinggi lagi, menurut Prof Tjandra, dimungkinkan adanya pengaruh subvarian lain seperti BA.2.75 yang kini ditemukan di India.

Gejala Covid-19 pada orang yang sudah divaksinasi. - (Republika)

Menurut Prof Tjandra, masyarakat perlu memperketat protokol kesehatan di tengah peningkatan kasus Covid-19. Menggunakan masker dan vaksinasi dosis lengkap hingga dosis penguat atau booster perlu dilakukan.

"Hanya dengan memperketat protokol kesehatan dan mendapatkan vaksin sampai booster, maka kita dapat melindungi diri secara optimal, jadi segera lakukan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler