Deteksi Penularan Covid-19 Usai Libur Sekolah, Dinkes Yogya Kembali Screening Pelajar
Tes itu sebagai antisipasi penularan Covid-19 setelah libur sekolah.
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut akan kembali melakukan screening Covid-19 terhadap pelajar. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dan mengantisipasi penularan Covid-19 usai libur sekolah.
Saat ini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY meningkat, yang mana dalam beberapa hari terakhir peningkatannya mencapai di atas 20 bahkan 30 kasus per hari. Meskipun, peningkatannya dinilai masih belum signifikan.
"Tes itu sebagai antisipasi penularan Covid-19 setelah libur sekolah. Rencana screening dilakukan dua minggu setelah masuk pembelajaran di sekolah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani.
Emma juga meminta agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Pasalnya, kasus aktif di Kota Yogyakarta juga sudah lebih dari 50 kasus saat ini.
Emma pun menyebut, saat ini penularan Covid-19 masih terkendali di Kota Yogyakarta. Sebagian besar kasus positif yang tercatat, katanya, merupakan pelaku perjalanan.
"Tetap kita upayakan saat menemukan kasus, kita tracing, testing dan treatment, kami juga sampaikan protokol kesehatan dijalankan. Tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi ke masyarakat misalnya dengan mobil promkes untuk mencegah penularan Covid-19," ujar Emma.
Pihaknya juga menargetkan untuk menuntaskan vaksinasi booster mencapai 100 persen dalam waktu dekat. Capaian vaksinasi booster di Kota Yogyakarta, katanya, juga lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di DIY.
"Jadi booster ini kita upayakan percepatan sampai seratus persen. Walaupun sebetulnya kita ini sudah paling tinggi," jelasnya.
Percepatan dilakukan dengan meningkatkan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, mulai dari puskesmas dan juga rumah sakit. Per Rabu (13/7) kemarin, pihaknya mencatat capaian vaksinasi booster di Kota Yogyakarta sudah mencapai lebih dari 89 persen. "Capaian di kabupaten lain di DIY baru sekitar 30 persen," tambah Emma.
Percepatan booster juga dilakukan mengingat pemerintah pusat yang kembali menetapkan wajib booster untuk pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri. Aturan ini mulai berlaku 17 Juli 2022.
Emma mengakui, animo masyarakat dalam mengakses layanan vaksinasi booster tidak sebanyak di awal. Hal ini menjadikan sentra vaksinasi di luar puskesmas dan rumah sakit dinilai tidak dibutuhkan.
Ia mencontohkan, layanan vaksin booster dibuka untuk kuota 200 orang di tiap sentra vaksinasi booster. Namun, yang datang hanya sekitar 60 orang.
"Kita tetap membuka layanan,tapi strateginya kita ubah, harus mendaftar dulu. Puskesmas maupun rumah sakit akan membuka link untuk mendaftar, sehingga bisa dikumpulkan," kata Emma.
Selain itu, katanya, ketersediaan vaksin juga tergantung dari persediaan di DIY. Sedangkan, masyarakat yang akan mengakses booster juga mempertimbangkan waktu dan jenis vaksin berdasarkan dosis satu dan dua yang sudah diterima sebelumnya.
"Sehingga, kadang-kadang tidak sesuai (vaksinnya) saat diperlukan. Jadi kami juga harus menghitung vaksin-vaksin yang ada," ujarnya.