Dalai Lama Kembali Lakukan Perjalanan ke Ladakh
Dalai Lama terakhir kali mengunjungi Ladakh pada 2018.
REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Pemimpin spiritual Buddha Tibet Dalai Lama tiba di wilayah terpencil Ladakh India yang berbatasan dengan China pada Jumat (15/7/2022). Dia menerima sambutan meriah sesaat menginjakan kaki di bandara.
Ribuan orang berbaris di kedua sisi jalan di luar bandara wilayah gurun yang dingin di kota Leh. Mereka sengaja turun ke jalanan untuk menyambut kembali kehadiran Dalai Lama.
Para pejabat mengatakan, sedikitnya 20.000 orang berkumpul di sepanjang jalan menuju istana musim panas Dalai Lama, sekitar 10 kilometer dari bandara. Perjalanan itu memakan waktu sekitar 90 menit bagi pemimpin spiritual, karena seluruh bentangan dipenuhi dengan orang-orang yang berdesak-desakan dan beberapa orang menari dengan pakaian tradisional.
Mereka menyambut pemimpin spiritual dengan mengibarkan bendera agama dan bendera Tibet dan menghujani jalan dengan kelopak bunga. Sedikitnya 7.000 orang Tibet tinggal di Ladakh.
"Senang. Sekali lagi (saya telah) datang (ke) Ladakh,” kata Dalai Lama dalam bahasa Inggris yang berantakan saat memasuki istananya.
"Orang-orang ini menunjukkan dari hati," ujarnya.
Sosok tokoh Buddha ini melakukan tur di luar markasnya di kota Dharmsala, India utara, untuk pertama kalinya sejak pecahnya pandemi virus korona di berbagai negara pada 2020. Dia akan tinggal di Ladakh selama sekitar 45 hari.
Dalai Lama telah menjadikan Dharmsala sebagai markas besarnya sejak melarikan diri dari Tibet setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China pada 1959. India menganggap Tibet sebagai bagian dari China, meskipun telah menampung orang-orang Tibet yang diasingkan.
Sebelum kunjungan terakhir pada 2018, Dalai Lama sering melakukan perjalanan ke wilayah yang terkenal dengan biksu Buddha di biara-biara puncak gunung, pemandangan yang menakjubkan, serta macan tutul salju yang sulit ditangkap berkeliaran di medan yang berat. Ketika berada di Ladakh, dia menyampaikan khotbah keagamaan.
Kunjungan itu juga yang pertama sejak India memisahkan wilayah dataran tinggi itu dari Kashmir yang disengketakan. New Delhi mengambil kendali langsung pada 2019 sambil mencabut status semi-otonom seluruh wilayah itu.
Setahun setelah perubahan itu, pasukan India dan China nyaris berperang di Ladakh. Sejak itu mereka terkunci dalam kebuntuan militer di sepanjang perbatasan yang disengketakan.
China mengkritik Perdana Menteri India Narendra Modi karena menyapa Dalai Lama pada ulang tahunnya yang ke-87 awal bulan ini. Beijing mengatakan, New Delhi harus berhenti menggunakan masalah terkait Tibet untuk mencampuri urusan dalam negerinya.
"Sudah menjadi kebijakan konsisten dari pemerintah kami untuk memperlakukannya sebagai tamu di India dan sebagai pemimpin agama yang dihormati yang memiliki banyak pengikut di India," ujar Kementerian Luar Negeri India membalas kritikan China.
China tidak mengakui pemerintah Tibet di pengasingan dan tidak mengadakan dialog dengan perwakilan Dalai Lama sejak 2010. China mengatakan, Tibet secara historis menjadi bagian dari wilayahnya sejak pertengahan abad ke-13 dan Partai Komunis telah memerintah wilayah Himalaya sejak 1951.
Tapi banyak orang Tibet mengatakan, bahwa mereka secara efektif merdeka. Tibet melihat pemerintah China ingin mengeksploitasi wilayah mereka yang kaya sumber daya, sambil menghancurkan identitas budaya.
Dalai Lama menyangkal menjadi separatis. Dia mengatakan hanya menganjurkan otonomi substansial dan perlindungan budaya Buddhis asli Tibet.