Pembuatan Bus Listrik untuk G20 Dipastikan Selesai Tepat Waktu

Event G20 digelar pada November 2022.

ANTARA/SISWOWIDODO
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) meninjau Bus Listrik G20 di PT INKA (Persero) Madiun, Jawa Timur, Ahad (17/7/2022). Dalam kunjungan kerjanya tersebut Budi Karya Sumadi ingin memastikan bus listrik buatan PT INKA siap digunakan untuk kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali mendatang.
Rep: Rahayu Subekti Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Ahad (17/7/2022) melakukan tinjauan ke PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka di Madiun, Jawa Timur. Dia mengecek progres pembangunan Bus Listrik Merah Putih (BLMP). Budi memastikan pembuatan bus listrik tersebut dapat selesai tepat waktu untuk mendukung penyelenggaraan event G20 pada November 2022.

Baca Juga


Budi meminta Inka untuk mempercepat pembangunan agar memiliki waktu untuk melakukan perbaikan sebelum dapat digunakan. “Kita harus perhitungkan bus ini dengan suatu standar keselamatan yang baik,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (17/7/2022). 

Dia mengapresiasi Inka yang bekerja sama dengan Kementerian Ristekdikti dan sejumlah perguruan tinggi dalam pembuatan bus listrik tersebut. Khususnya dalam penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih dari 50 persen.

“Ini akan membuka ruang kerja baru bagi produk dalam negeri dan juga kesempatan bagi para akademisi di perguruan tinggi untuk melakukan riset dan inovasi, yang selama ini hanya bisa dilakukan di luar negeri,” jelas Budi.

Budi juga mengapresiasi Kemenristekdikti yang mendukung pendanaan riset yang dituangkan dalam bentuk karya yang terhilirisasi. Seperti halnya pembangunan bus listrik dalam negeri. 

“Saat ini kita bangun 30 bus listrik dan ke depannya akan terus bertambah,” tutur Budi.

Budi juga meminta sejumlah operator BUMN seperti Damri, KAI, dan Inka untuk terus mendukung dan membuka kesempatan bagi dunia pendidikan. Khususnya untuk melakukan riset pengembangan teknologi transportasi secara lebih intensif. 

“Tidak mungkin dunia industri berjalan sendiri, harus kerja sama dengan sektor pendidikan. Berikutnya kami memberikan kesempatan kepada dunia perguruan tinggi untuk turut serta dalam pengembangan transportasi kereta ringan atau LRT,” ungkap Budi. 

Produksi BLMP yang akan digunakan pertama kali untuk event G20 merupakan penugasan oleh Kemenristekdikti kepada konsorsium Perguruan Tinggi dan INka. PTN yang terlibat dalam pengerjaan bus G20 yakni dari ITS Surabaya, UGM Yogyakarta, UNAIR Surabaya, ISI Denpasar.

Keunggulan dari BLMP diantaranya mulai dari noise, suspensi, serta optimasi pengurangan berat kendaraan menjadi lebih ringan. Hal tersebut merupakan hasil pengembangan dari bus sebelumnya berdasarkan masukan dari berbagai pihak.

Daya tempuhnya mencapai 160 kilometer dan hanya memerlukan waktu 2,5 jam untuk proses charging hingga kembali siap beroperasi. BLMP juga telah dipesan oleh DAMRI dengan sistem Buy The Service (BTS) untuk dioperasionalkan di beberapa daerah seperti Bandung dan Surabaya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler