Galang Dana Rp 19,5 Triliun, Jumlah IPO di Indonesia Tertinggi se-Asean
Prospek IPO tetap positif mengingat banyak perusahaan yang siap mengakses pasar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kegiatan penggalangan dana di pasar modal Indonesia melalui mekanisme penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) mengalami pertumbuhan yang kuat, didukung oleh keberlanjutan pemulihan ekonomi secara keseluruhan pada tahun 2022.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan 22 transaksi dengan total perolehan sebesar 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19,5 triliun pada kuartal II 2022. Sementara pada kuartal II 2021, BEI mencatat jumlah IPO lebih banyak yaitu mencapai 22 transaksi tetapi nilai penggalangan dananya lebih rendah yakni sebesar 0,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 7,5 triliun.
Namun, beberapa saham hasil IPO pada kuartal II 2022 mengalami penurunan harga sebagai dampak dari kenaikan suku bunga The Fed. "Rekam jejak pertumbuhan dan profitabilitas yang terbukti merupakan bahan pertimbangan yang penting bagi investor mengingat dinamika pasar saat ini," kata Sahala Situmorang, Lead Advisory - Strategy and Transactions Partner, PT Ernst & Young Indonesia, dikutip Senin (18/7/2022).
Menuju kuartal III/IV 2022, BEI diperkirakan masih akan melihat lebih banyak kegiatan IPO dari perusahaan yang ingin go public dan mengumpulkan dana. Perusahaan-perusahaan ini termasuk perusahaan di sektor energi, transportasi, logistik, teknologi dan pertanian, di antara beberapa lainnya.
Sahala mengatakan beberapa sektor utama mengalami pertumbuhan tinggi di tengah pandemi dan memanfaatkan momentum untuk melihat level baru pertumbuhan yang lebih tinggi. Sahala, melihat prospek IPO tetap positif mengingat banyaknya jumlah perusahaan yang siap mengakses pasar publik di kuartal mendatang.
"Selain itu, kesinambungan pemulihan ekonomi secara keseluruhan ditambah dengan meningkatnya jumlah investor akan semakin memacu pertumbuhan aktivitas penggalangan dana di pasar modal," kata Sahala.
Sejak awal tahun, Asean mencatatkan total 54 IPO dengan nilai mencapai 2,4 miliar dolar AS. Secara tahunan, jumlah transaksi IPO turun sebesar 2 persen, sedangkan perolehan dananya turun 55 persen.
Penurunan yang mencolok disebabkan oleh kurangnya IPO dari perusahaan jumbo. Pada periode yang sama tahun 2021 setidaknya terdapar tiga IPO jumbo dengan total perolehan dana mencapai 3,9 miliar dolar AS.
Bursa Asean yang paling aktif adalah Indonesia dengan 22 IPO sejumlah 1,3 miliar dolar AS, disusul Thailand dengan 13 IPO sejumlah 0,3 miliar dolar AS dan Filipina dengan 7 IPO sejumlah 0,3 miliar dolar AS. Selanjutnya Malaysia mencatatkan 6 IPO sejumlah 0,5 miliar dolar AS dan Singapura 6 IPO sejumlah 33 juta dolar AS.