Multimanfaat Ibadah Qurban

Idul Adha memberikan penguatan terhadap kehidupan gotong royong bangsa Indonesia.

ROL/Abdul Kodir
Hewan kurban di Jakarta (ilustrasi).
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nawawi, Kepala Humas BMH Pusat

Ibadah kurban tidak saja mencakup soal keimanan individu yang meningkat kala menyembelih hewan kurban pada saat Idul Adha dan hari tasyrik, tetapi juga menggerakkan ekonomi, dakwah, meneguhkan persaudaraan, meluaskan magnet kebaikan, dan yang sangat menarik adalah menebar kebahagiaan hingga pelosok negeri, baik pedalaman, kepulauan maupun perbatasan negara yang kita cintai.

Beragam cerita unik dan penuh keharuan bahkan menghibur mewarnai perjalanan para relawan dari beragam lembaga pengelola hewan kurban, termasuk Baitul Maal Hidayatullah (BMH), terutama dalam hal pengiriman hewan kurban ke titik-titik kepulauan. Di mana ekspedisi pengiriman hewan kurban harus sedikit lebih rumit, karena menggunakan armada air.

Seperti pengiriman hewan kurban ke masyarakat Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur. Dua ekor sapi yang diangkut melalui kapal motor kayu harus dikondisikan melompat dari atas kapal agar berenang untuk sampai ke tepian pantai. Hal ini karena dermaga yang ada memang hanya bisa untuk mobilitas manusia, belum bisa untuk sapi. Pemandangan itu pun akhirnya jadi hiburan tersendiri bagi anak-anak dan warga Pulau Derawan.

Pada saat yang sama masyarakat di perkotaan ternyata sangat antusias untuk terlibat dan dilibatkan dalam kebaikan ibadah kurban. Hal ini seperti yang BMH alami ketika sinergi dalam pendistribusian daging kurban kepada masyarakat yang membutuhkan dengan mengajak dua komunitas, yakni komunitas Harley Davidson Depok dan Indonesia Off Road Federation (IOF).

Perwakilan dari kedua komunitas itu mengatakan upaya yang BMH lakukan menyembelih hewan kurban kemudian menyalurkan dan melibatkan mereka yang hobi touring itu sebagai suatu kebahagiaan tersendiri. Mereka mengatakan sangat ingin ikut memberi manfaat. Hobi mereka jalan dengan motor dan mobil yang memang bisa menembus banyak titik pedalaman sudah seharusnya juga memberi manfaat dan kebahagiaan bagi sesama, terutama yang membutuhkan. Jadi, ketika mereka diajak untuk mengirimkan daging kurban, spontan, mereka terima tanpa basa-basi, Bismillah.

Fakta-fakta itu memberikan sebuah pelajaran penting bahwa ternyata ibadah kurban yang berlangsung setiap tahun itu memberikan manfaat yang berlapis bagi kehidupan umat secara keseluruhan. Mereka yang berkurban telah memantik banyak kebaikan tercipta secara nyata. Dan, keguyuban semacam itu adalah satu hal yang mahal, karena kalau harus direkayasa oleh akal manusia, sungguh tidak mudah menyatukan manusia berhimpun, berkolaborasi dan bersinergi dengan sangat cepat dan massif.

Dalam kata yang lain, Idul Adha, memberikan penguatan terhadap kehidupan gotong royong bangsa Indonesia. Mereka yang mampu merasa ingin terlibat dan siap melibatkan diri dalam kebaikan yang mereka bisa lakukan. Sedangkan mereka yang membutuhkan tidak perlu repot ke sana kemari untuk bisa mendapatkan daging.
Sebagian yang berhimpun menjadi panitia telah berpikir, bagaimana mereka yang membutuhkan benar-benar bisa mendapat daging kurban, kemudian masak dan makan bersama dengan menu yang kaya nutrisi hewani yang tubuh manusia perlukan.


Penguatan Dakwah
Dalam sisi yang lain, ibadah kurban memberi manfaat terhadap penguatan dakwah para dai, terkhusus di wilayah pedalaman, kepulauan dan perbatasan. Kurban yang berlangsung di Merauke, Papua, misalnya, pendistribusian dagingnya tidak saja kepada umat Islam, tetapi juga mereka yang non-Islam. Hal itu menjadikan masyarakat di luar Islam memandang ajaran Islam dan umat Islam sangat peduli kepada sesama.

Islam tidak membatasi kebahagiaan yang mereka rasakan hanya sebatas pada internal umat Islam. Dan, pada kampung-kampung mualaf, penyembelihan hewan kurban benar-benar memberikan kesan yang sangat mendalam.

Sementara itu di Kupang, Nusa Tenggara Timur, karena seringnya ibadah kurban dilaksanakan, masyarakat non Muslim sudah menunggu di halaman masjid selepas sholat Shubuh. Merasa lama, mereka bertanya, “Kapan ini dipotong?” Dai yang ada kemudian menjawab, “Nanti bappa, selesai kita Sholat Idul Adha.”

Pemandangan itu secara langsung atau tidak langsung memberikan satu persepsi positif tentang Islam dan umat Islam kepada masyarakat non-Muslim. Yang berarti, semakin umat Islam sadar bahwa ibadah kurban penting bagi dirinya untuk semakin dekat kepada Allah Ta’ala, disaat yang sama ibadah kurban, terutama di wilayah pedalaman yang ada juga penduduk non-Muslim, ibadah kurban itu jadi penantian mereka.

Hal itu boleh jadi karena rakyat Indonesia sebagian besar tidak mudah untuk bisa menikmati daging. Data dari Organization of Economic Cooperation and Development, konsumsi daging orang Indonesia masih di bawah standar. Konsumsi daging ayam saja hanya 8,1 kilogram per kapita pada 2021. Itu di bawah rata-rata dunia yang sebesar 14,9 kilogram per kapita.

Konsumsi daging sapi di Indonesia sebesar 2,2 kilogram per kapita, di bawah rata-rata dunia sebesar 6,4 kilogram per kapita. Sedangkan konsumsi daging domba di Indonesia sebesar 0,4 kilogram per kapita, di bawah rata-rata dunia 1,3 kilogram per kapita.

Jadi, tidak berlebihan kalau momentum Idul Adha dimana ibadah kurban dilangsungkan, kebahagiaan itu bukan hanya milik umat Islam, tetapi juga umat di luar Islam yang sangat mendambakan bisa menikmati olahan daging. Hal ini menunjukkan bahwa peran ibadah kurban dalam dimensi yang sangat luas juga berdampak pada penguatan dakwah dan kiprah dakwah para dai, utamanya di wilayah pedalaman.

Dan, secara lebih esensial, ibadah kurban menghendaki setiap jiwa mampu merenungi hakikat hidup dan kehidupan ini dengan baik dan mendalam. Bahwa kehadiran setiap jiwa harus mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, termasuk kecintaan pada harta dan keluarga.

Ibadah kurban menghendaki kita sadar bahwa harus selalu siap diri ini secara sadar menyembelih hewan kurban secara empirik. Tetapi lebih mendalam hakikatnya harus siap menyembelih kecintaan kepada selain Allah, sehingga keberadaan diri kita memberi manfaat yang besar, bahkan bisa multi manfaat. Itulah di antara keberkahan dari disyariatkannya ibadah kurban, menyembelih pretensi pribadi untuk maslahat negeri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler