Catatan Haji Seorang Mualaf Jerman 30 tahun Silam
IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Wilfried Hofmann lahir di Jerman pada 1931 dari keluarga Kristen Katolik. Dia dikirim ke Aljazair pada awal 1960-an setelah bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Jerman.
Hofmann menyaksikan tahap paling berdarah dari perang kemerdekaan Aljazair melawan penjajah Prancis. Ia mengamati bagaimana orang-orang Muslim melawan semua penindasan dan penganiayaan yang dialaminya, dan mereka mampu bertahan berkat ketaatan pada agamanya.
Melihat kebrutalan Prancis dari dekat, Hofmann memasuki periode pertanyaan mendalam tentang peradaban dan agama yang dianutnya. Hofmann kemudian mulai membaca Alquran dan masuk Islam dengan mengucapkan kalimat Syahadat pada 25 September 1980.
Hofmann tetap menjalankan tugas resminya mewakili Jerman sebagai duta besar di Aljazair dan Maroko. Dia menambahkan "Murad" di awal namanya untuk menunjukkan bahwa dia ikhlas secara sukarela memeluk agama Islam, dan terus berlangsung hingga meninggal dunia pada 12 Januari 2020.
Hofmann telah menulis catatan perjalanannya saat melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi, dalam sebuah buku berjudul "Perjalanan ke Makkah". Buku ini berisi kesan Hofmann saat berhaji pada 1992. Berikut ini adalah catatan Hofmann tentang perjalanan hajinya pada 1992, seperti dilansir Yeni Safak, Senin (18/7).
"Terperangkap dalam kemacetan lalu lintas, kami tidak mencapai Muzdalifah -sayang sekali, padahal sudah dekat- sampai jam 11 malam. Dipimpin oleh seorang imam dari Rabat, kami mengadakan shalat Maghrib dan shalat malam bersama, lutut kami yang sakit bertumpu pada potongan-potongan kerikil kecil tapi tajam, seukuran kacang polong, dari mana kami harus mengambil 49 kerikil untuk dijadikan dengan tepat sebagai pasokan untuk ritus rajam (rajm), yang akan berlangsung pada hari-hari berikutnya.