Menanti Erick Thohir Prioritaskan Pengusaha Ultra Mikro Naik Kelas
Diharapkan akan semakin banyak UMKM yang bisa masuk ke Sarinah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengapresiasi langkah Pemerintah melalui Kementrian BUMN yang telah memberdayakan UMKM dengan memberikan kesempatan mereka untuk membuka stand di Sarinah. Apresiasi itu disambut harapan yang besar dari Prof Ina Primiana, Ekonom Senior CORE Indonesia. Prof Ina berharap pemberdayaan UMKM yang dilakukan Pemerintah melalui Menteri BUMN Erick Thohir tak berhenti sampai memberikan tempat di Sarinah, di mana pengusaha UMKM yang masuk ke Sarinah adalah menegah atas yang sudah memiliki kemampuan dan kualitas dalam mengekspor barang produksinya ke pasar-pasar global.
Saat jumlah pengusaha UMKM mencapai 65 juta dan memiliki kelas yang berbeda-beda. Dengan kondisi tersebut menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran tersebut, pemberdayaan dan meningkatkan kapasitas serta kualitas pengusaha UMKM tak bisa disamaratakan.
Ia berkata, pemerintah harus mengerti betul permasalahan yang tengah dihadapi oleh masing-masing UMKM tersebut. Dengan mengerti permasalahan dan memberikan solusi yang tepat, Ina berharap akan semakin banyak UMKM yang bisa masuk ke Sarinah.
Menurut dia, untuk membedayakan UMKM agar naik kelas merupakan tugas bersama yang melibatkan multi kementerian dan pemda. "Diharapkan nantinya 65 juta UMKM tersebut memiliki daya saing yang lebih besar dan produknya memiliki kesempatan untuk masuk ke Sarinah menembus pasar global," kata Prof Ina.
Sinergi yang baik antar kementerian dan pemda diyakini Prof Ina akan menciptakan UMKM yang bisa menjadi champion di suatu daerah. Ketika ada UMKM yang menjadi champion di suatu daerah, dipercaya akan menjadi pengungkit perekonomi di wilayah tersebut.
Sebab dengan adanya UMKM yang menjadi champion, akan akan menjadi pendorong UMKM lainnya untuk tumbuh. Sebab satu UMKM dengan UMKM lainnya akan saling terkait. Sehingga nantinya pengusaha UMKM yang dapat masuk ke Sarinah atau menembus pasar global tak hanya itu-itu saja.
Menurut dia, Sarinah hanya sebagai salah satu tools yang dibangun Erick Thohir untuk menggembangkan UMKM. Kementerian lain dan pemda juga harus memiliki peran yang sama untuk menciptakan UMKM yang unggul. "Termasuk memperhatikan rantai pasok," kata Prof Ina.
Nantinya, kata Prof Ina, sinergi antar kementrian dan pemda akan menciptakan banyak UMKM yang unggul baik kualitas maupun kuantitasnya. "Sehingga barang UMKM tersebut bisa diterima di pasar internasional atau toko-toko di dalam negeri yang memiliki standar internasional," ujar Prof Ina.
Memang saat ini Pemerintah melalui Menteri Erick Thohir sudah memiliki rencana untuk membuat UMKM naik kelas. Berbagai upaya dilakukan seperti memberikan pinjaman melalui PNM Mekaar, penyaluran KUR yang masiv melalui bank Himbara serta membuatkan ruang eksibisi bagi UMKM di Sarinah.
Namun Prof Ina berharap langkah Menteri Erick untuk membuat UMKM naik kelas lebih berpihak kepada pengusaha multra mikro kecil. Sebab selama ini pengusaha ultra mikro ini yang sangat membutuhkan pendampingan dari Pemerintah.
Ia pun berharap Pemerintah melalui Menteri Erick dapat melakukan intervensi untuk membantu pengusaha ultra mikro. Jika ekosistim BUMN dan pengusaha ultra mikro ini terbentuk, maka secara otimatis kapasitas dan kualitas barang-barang produksi UMKM akan meningkat.
Menteri Erick disarankan Prof Ina bisa menjadikan pengusaha ultra mikro tersebut sebagai mitra strategis bagi BUMN. Karena sejatinya yang dibutuhkan pengusaha ultra mikro adalah pendampingan, pembinaan dan link untuk memasarkan produknya.
Ia pun berharap BUMN dan pengusaha menegah yang sudah memiliki pangsa pasar ekspor dapat mengikutsertakan pengusaha ultra mikro kecil sebagai pendukung rantai pasoknya. "Jangan BUMN dan pengusaha menegah mengandalkan bahan baku impor saja," ucap Prof Ina. Karena jika rantai pasok masih masih dibebani dengan biaya logistik yang tinggi dan bahan baku didominasi dari impor, Ina percaya harga barang UMKM tak akan mampu bersaing dengan produk UMKM dari luar.