Jokowi Minta Kasus Kekerasan Anak Ditindak Tegas
Jokowi berharap kasus kekerasan terhadap anak tidak akan terjadi lagi ke depannya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, semua kasus kekerasan terhadap anak, baik kekerasan verbal, fisik, maupun seksual harus diproses hukum secara tegas sesuai peraturan yang ada. Dengan demikian, Jokowi berharap kasus tersebut tidak akan terjadi lagi ke depannya.
“Karena memang aturannya itu tidak diperbolehkan dan itu ada pidananya. Saya kira penegakan hukum yang keras, penegakan hukum yang tegas terhadap kegiatan-kegiatan yang seperti itu memang menjadi tanggung jawab kita semuanya untuk memagari agar tidak terjadi lagi,” kata Jokowi, usai menghadiri acara peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, dikutip pada Ahad (24/7/2022).
Jokowi mengatakan, berbagai kasus kekerasan terhadap anak dapat dicegah jika seluruh pihak, baik orang tua, pendidik, dan juga masyarakat bersama-sama memberikan perlindungan kepada anak-anak. “Saya kira perundungan yang namanya penyiksaan fisik, yang namanya penyiksaan, kekerasan secara verbal, kekerasan fisik, saya kira semuanya jangan terjadi lagi. Ini sekali lagi tanggung jawab orang tua, tanggung jawab para pendidik, tanggung jawab sekolah, dan tanggung jawab masyarakat, kita semuanya,” kata Jokowi.
Jokowi menyampaikan, anak-anak memiliki dunia bermain dengan keceriaannya masing-masing. Karena itu, ia berharap agar kasus perundungan dan berbagai kekerasan lainnya terhadap anak-anak tidak terjadi lagi.
“Inilah yang harus kita jaga bersama-sama agar anak-anak kita ini memiliki dunia bermain, dunia anak-anak dengan keceriaannya mereka. Jangan sampai terjadi lagi yang namanya perundungan,” ujarnya.
Dalam acara peringatan Hari Anak Nasional ini, Jokowi juga berpesan agar anak-anak tak dipaksa mengikuti keinginan orang dewasa. Sebab, anak-anak memiliki dunianya sendiri dengan berbagai kreativitasnya.
“Saya senang melihat anak-anak ceria seperti ini dengan kreativitas yang bermacam-macam dengan menunjukkan keaktifannya. Saya kira itulah sebetulnya dunia anak-anak. Jangan kita terlalu memaksa anak-anak untuk sesuai dengan keinginan orang-orang dewasa karena memang anak-anak adalah anak-anak, dunia mereka adalah dunia anak-anak,” ujarnya.