Sidebar

Sebanyak 29 Jamaah Haji Debarkasi Surabaya Terkonfirmasi Positif Covid-19

Sunday, 24 Jul 2022 14:51 WIB
Tenaga kesehatan melakukan tes usap antigen kepada Jamaah haji (ilustrasi). Total 5.833 jamaah haji Debarkasi Surabaya telah tiba di Tanah Air

IHRAM.CO.ID, SURABAYA – Jumlah jamaah haji Debarkasi Surabaya yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 5.833 orang yang terbagi dalam 13 kelompok terbang (Kloter). Rinciannya sebanyak 5.781 merupakan jamaah haji dan 52 orang sisanya merupakan petugas haji. 

Baca Juga


Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, Abdul Haris, menjelaskan  dari keseluruhan jamaah haji Debarkasi Surabaya yang tiba di Tanah Air, ada 29 orang yang dinyatakan positif Covid-19. 

"Jadi hasil pemeriksaan tim kesehatan itu ada 29 jamaah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Di Kloter 12 itu ada satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, di Kloter 13 Alhamdulillah tidak ada yang positif," kata Haris di Surabaya, Ahad (24/7/2022). 

Haris memastikan 29 jamaah haji yang terkonfirmasi positif Covid-19 seluruhnya masuk kategori orang tanpa gejala (OTG). Haris menjelaskan, dalam melakukan skrining Covid-19 tim kesehatan di Debarkasi Surabaya mengklasifikasikan jamaah haji ke dalam beberapa kategori. 

Dia mencontohkan, bagi jamaah haji yang saat tiba suhu tubuhnya di atas 37,5 drajat celsius, maka langsung dilakukan tes PCR. 

Begitupun jamaah haji yang saat tiba di Tanah Air dalam keadaan tidak fit atau bergejala, langsung dilakukan tes PCR. Sementara jamaah haji yang suhu tubuhnya di bawah 37,5 drajat selsius dan tanpa gejala, terlebih dahulu dilakukan tes antigen. Apabila hasil tes antigennya positif, kemudian ditindaklanjuti dengan tes PCR. 

"Nah justru yang (terkonfirmasi) positif (Covid-19) ini yang saat tiba suhu tubuhnya di bawah 37,5 (drajat selsius) dan tanpa gejala. Jadi ketahuannya saat antigen yang kemudian dilakukan PCR," ujar Haris. 

Haris melanjutkan, proses pemulangan seluruh jamaah haji yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut menggunakan kendaraan khusus yang difasilitasi BPBD kabupaten/ kota dari daerah asal.

Untuk proses selanjutnya, kata Haris, diserahkan ke pemerintah daerah setempat apakah diputuskan dilakukan isolasi terpusat atau melakukan isolasi mandiri dengan pengawasan tim kesehatan. 

Kementerian Kesehatan memang melakukan pemantauan kesehatan seluruh jamaah haji yang tiba di Tanah Air dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH). K3JH diberikan usai jamaah melakukan tes swab antigen. 

Koordinator Substansi Pengendalian Karantina Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya, Rofiud Darojat, mengatakan setiap orang yang pulang dari perjalanan luar negeri memang secara otomatis dibekali health alert card, namun khusus untuk jamaah haji dibuatkanlah K3JH. 

"Semua orang yang baru datang dari perjalanan luar negeri akan dibekali dengan health alert card. Namun untuk jamaah haji dibuatkan khusus sehingga terbentuklah K3JH," ujarnya. 

Rofiud mengatakan semula K3JH berlaku 14 hari. Namun sesuai Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No.HK.02.02/C/2782/2022 tentang Pemeriksaan dan Pengawasan Jamaah Haji di Embarkasi dan Debarkasi, K3JH berlaku hingga 21 hari karena adanya waktu inkubasi suatu penyakit.  

K3JH berisikan tabel yang bertuliskan gejala-gejala dari sebuah penyakit seperti demam dengan suhu di atas 38 derajat celsius, sesak nafas, nyeri tenggorokan, mual, muntah, diare, dan kaku kuduk. 

Apabila jamaah haji mengalami gejala sesuai yang tertera pada kartu tersebut, dapat langsung memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.

Rofiud melanjutkan, jika selama 21 hari setelah tiba di tanah air jamaah haji tidak merasakan gejala apapun, maka hendaknya tetap melaporkan diri ke Puskesmas terdekat dengan membawa K3JH sebagai bukti jamaah dalam kondisi sehat. "Diharapkan kartu ini dikembalikan ke Puskesmas, sehingga tercatat bapak A sehat tidak membawa penyakit," kata Rofiud.      

 

 

Berita terkait

Berita Lainnya