Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB Khawatir Akreditasi Turun

Rektor ITB tak pernah memberikan keterangan menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Antara/Novrian Arbi
Suasana kawasan gedung Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB yang sepi di Kawasan Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat.
Rep: M Fauzi Ridwan Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Forum Orang Tua Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB khawatir akreditasi AACSB (The Association to advance Collegiate Schools of Business) yang diperoleh SBM dari lembaga internasional menurun akibat konflik berkepanjangan antara SBM dengan Rektor ITB. Oleh karena itu, pihaknya meminta, agar Rektor ITB Reini Wirahadikusumah untuk segera menyelesaikan permasalahan yang sudah berlangsung beberapa bulan.

Baca Juga


"Setelah mengikuti, mencermati dan memahami permasalahan yang terjadi di SBM ITB sejak awal Desember 2021 yang berdampak menurunnya kualitas pendidikan di SBM  ITB, dimana sampai dengan saat ini tanggal 23 Juli 2022 atau sudah 8 bulan berjalan, permasalahan tersebut tidak kunjung selesai dan dikhawatirkan pendidikan di SBM akan menurunkan standar AACSB," ujar salah seorang perwakilan orang tua Ali Nurdin pada Sabtu (23/7/2022) kemarin.

Oleh karena itu, pihaknya meminta, agar tim transisi dan transformasi SBM ITB yang dibentuk untuk segera menyampaikan hasil-hasil rekomendasi dan solusi atau permasalahan yang muncul. Sebab sampai saat ini pihaknya belum menerima hasil tersebut.

"Sampai dengan saat ini, tidak ada informasi sedikit pun mengenai apa hasil rekomendasi dari tim transisi dan transformasi SBM ITB. Kami juga tidak pernah mendapatkan informasi bagaimana sikap rektor ITB terhadap rekomendasi dari tim transisi tersebut," katanya.

Dia melanjutkan, rektor ITB tidak pernah memberikan keterangan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di SBM ITB dengan efektif. Padahal pihaknya meminta rektor ITB untuk bertemu dan menjelaskan perkembangan penyelesaian permasalahan yang ada di SBM ITB.

Akibat permasalahan tersebut, Ali mengatakan banyak dosen dan praktisi yang mengundurkan diri. Selain itu mereka mengalami demotivasi.

"Banyak yang mengundurkan diri dan dosen praktisi profeisonal semula terjun di situ karena tidak ada kejelasan mengundurkan diri," katanya.

Sebelumnya, dosen SBM ITB sempat melakukan aksi mogok mengajar menyikapi kebijakan rektor yang mencabut hak swakelola. Pihak rektorat merespon aksi tersebut dengan mengajak berdialog hingga akhirnya terbentuk tim transisi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di SBM ITB.

Terpisah saat dihubungi, Kepala Biro Humas ITB Naomi Haswanto belum merespon terkait forum orang tua mahasiswa SBM ITB yang melayangkan somasi kepada rektor ITB.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler