Ribuan Migran Diselamatkan dari Laut Mediterania
Kedatangan migran di Italia naik hampir seperempat dari 2021, tercatat 34.013.
REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Penjaga pantai Italia menyatakan pada Ahad (24/7/2022), kapal-kapalnya telah menemukan lima mayat dan menyelamatkan 674 orang yang terdampar di kapal penangkap ikan yang terpaut di Laut Tengah lepas pantai Libya. Sementara badan amal Eropa melaporkan menyelamatkan lebih dari 500 lainnya.
Beberapa orang yang selamat harus diambil dari laut dalam operasi Italia yang dilakukan 190 kilometer di lepas pantai Calabria oleh kapal dagang Angkatan Laut pada Sabtu (23/7/2022). Sebanyak tiga kapal patroli Penjaga Pantai dan kapal polisi keuangan dikerahkan dan semua yang diselamatkan dibawa ke pelabuhan di Calabria dan Sisilia.
Penjaga Pantai mengatakan, peristiwa itu hanya satu dari serangkaian penyelamatan dalam beberapa hari terakhir di daerah pencarian dan penyelamatan Italia di Mediterania tengah. Orang-orang putus asa melarikan diri dari kemiskinan atau penindasan mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Dalam operasi terpisah, badan amal Jerman Sea-Watch mengatakan, telah menyelamatkan 444 migran yang mencoba menyeberangi Laut Tengah dengan kapal penyelundup yang penuh sesak dan reyot. Kapal Sea-Watch 3 melakukan lima operasi selama 24 jam dan menyatakan yang diselamatkan termasuk seorang perempuan hamil dan seorang laki-laki yang menderita luka bakar parah.
Badan amal tersebut meminta izin untuk membawa orang-orang yang diselamatkan ke pelabuhan yang aman. Kapal penyelamat tidak dapat menampung begitu banyak orang.
Selain itu, badan amal Eropa SOS Mediterannee mengatakan kapal penyelamat Ocean Viking telah menyelamatkan 87 orang, termasuk 57 anak di bawah umur tanpa pendamping, dari perahu karet yang penuh sesak di lepas pantai Libya. Menurut badan tersebut, tidak ada satu pun orang yang memiliki jaket pelampung.
Kedatangan migran di Italia naik hampir seperempat dari 2021, dengan 34.013 tercatat hingga Jumat (22/7/2022). Meskipun jumlah ini masih lebih sedikit dari tahun puncak 2015, menurut perhitungan PBB, penyeberangan tetap mematikan dengan 1.234 orang tercatat meninggal dunia atau hilang di laut dengan 823 korban di antaranya berada di Mediterania tengah yang berbahaya.