Malaysia Tingkatkan Pengawasan Antisipasi Cacar Monyet

Kasus dicurigai cacar monyet harus segera dilaporkan sebagai pencegahan.

CDC via AP
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo. Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Penyakit ini awalnya banyak ditemukan di Afrika.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Kesehatan Malaysia meningkatkan pengawasan dan advokasi sebagai bentuk antisipasi kemungkinan adanya infeksi domestik cacar monyet di negara tersebut. Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan di Kuala Lumpur, Senin, Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan menyusul laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kejadian kasus cacar monyet di negara-negara yang bukan endemis penyakit tersebut pada awal Mei 2022, Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) meningkatkan pengawasan dan advokasi melalui beberapa tindakan.

Pertama, meminta fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta segera menyampaikan kasus yang dicurigai dan dikonfirmasi cacar monyet untuk memastikan tindakan pengendalian dan pencegahan dapat diambil segera, termasuk mengidentifikasi kontak dekat kasus. Kedua, ia mengatakan, menetapkan surveilans sentinel di beberapa klinik swasta dan pemerintah untuk memantau kejadian ruam atau lesi kulit.

Ketiga, peningkatan kapasitas laboratorium yang dapat melakukan uji deteksi virus cacar monyet, dari dua menjadi 12 laboratorium (delapan laboratorium pemerintah dan empat laboratorium swasta). Keempat, meningkatkan pengawasan di gerbang internasional negara (PMA) bekerja sama dengan Departemen Imigrasi Malaysia (JIM), maskapai penerbangan dan lembaga terkait, termasuk Malaysia Airlines Holding Berhad (MAHB).

Kelima, ia mengatakan, bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain seperti Dewan Keamanan Nasional (MKN), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata (MOTAC), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan Tinggi, organisasi non-pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pihak terkait lainnya.

Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional (2005) (IHR) pada 21 Juli 2022 mengadakan pertemuan kedua untuk membahas situasi infeksi cacar monyet di seluruh dunia. Hasilnya telah disampaikan kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang kemudian mengumumkan bahwa infeksi cacar monyet saat ini adalah Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).

Keputusan itu dibuat berdasarkan pada, pertama, peningkatan tajam dalam jumlah kasus yang dilaporkan oleh negara-negara non-endemik cacar monyet. Kedua, wabah itu telah memenuhi tiga kriteria PHEIC yaitu dampak kejadian terhadap kesehatan masyarakat, kejadian tidak terduga dan risiko penularan lintas batas.Ketiga, sudah adanya bukti dan data ilmiah terkait infeksi tersebut.

Pada 17 Juni 2022, sebanyak 2.103 kasus cacar monyet dilaporkan di 42 negara dengan satu kematian. Dalam waktu kurang dari dua bulan, jumlah kasus meningkat menjadi 16.836 dengan lima kematian dan melibatkan 74 negara pada 22 Juli 2022.Tingkat kematian kasus cacar monyet adalah 0,03 persen. Kasus pertama kali dilaporkan oleh WHO pada 15 Mei 2022 dan terjadi di beberapa negara yang tidak endemis penyakit itu.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler