Rusia Umumkan Tinggalkan ISS pada 2024, Bakal Buat Stasiun Sendiri?

AS berkomitmen untuk menjaga ISS tetap beroperasi hingga 2030.

NASA via AP
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.
Rep: Dwina Agustin Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur jenderal badan antariksa Rusia Roscosmos yang baru diangkat Yuri Borisov mengumumkan pada Selasa (26/7/2022), negaranya berencana untuk menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah 2024. Direktur ISS NASA Robyn Gatens mengatakan, Rusia belum secara resmi menyampaikan niat untuk mengakhiri kemitraan yang telah berusia dua dekade dengan Amerika Serikat (AS).

"Tentu saja, kami akan memenuhi semua kewajiban kami kepada mitra kami, tetapi keputusan tentang penarikan dari stasiun setelah 2024 telah dibuat," kata Borisov kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Gatens mengatakan, rekan-rekan dari Rusia belum mengomunikasikan niat seperti yang dipersyaratkan oleh perjanjian antar pemerintah pada platform penelitian yang mengorbit. "Belum ada yang resmi. Kami belum mendapatkan sesuatu yang resmi," katanya dalam sebuah wawancara pada konferensi ISS di Washington.

Administrator NASA Bill Nelson mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali komitmen AS untuk menjaga ISS tetap beroperasi hingga 2030. Dia menegaskan badan antariksa itu berkoordinasi dengan mitra yang ada.

"NASA belum mengetahui keputusan dari salah satu mitra kami, meskipun kami terus membangun kemampuan masa depan untuk memastikan kehadiran utama kami di orbit rendah Bumi," katanya.

Diluncurkan pada 1998, ISS terus berjalan sejak November 2000 di bawah kemitraan yang dipimpin AS-Rusia yang juga mencakup Kanada, Jepang, dan 11 negara Eropa. NASA dan Roscosmos telah melakukan pembicaraan untuk memperpanjang partisipasi ISS Rusia hingga 2030. Gedung Putih tahun ini menyetujui rencana NASA untuk terus menjalankan ISS hingga saat itu.

Baca Juga


Ketegangan yang meningkat antara Moskow dan Washington atas invasi ke Ukraina telah menimbulkan keraguan selama berbulan-bulan tentang kerja sama luar angkasa kedua negara di masa depan. Kedua mantan musuh Perang Dingin menandatangani perjanjian pertukaran kru kurang dari dua minggu lalu.

 

Pakta ini memungkinkan astronot AS dan kosmonot Rusia untuk berbagi penerbangan di pesawat ruang angkasa masing-masing ke dan dari ISS di masa depan. Pejabat NASA sebelumnya mengatakan kerja sama bilateral di stasiun luar angkasa tetap utuh.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Peters mengatakan, Rusia belum secara resmi memberi tahu AS tentang niat untuk menarik diri dari ISS. "Kami sedang menjajaki opsi untuk mengurangi dampak potensial pada ISS setelah 2024 jika Rusia menarik diri," ujarnya.

Sedangkan ketika diminta klarifikasi tentang rencana stasiun luar angkasa Rusia, juru bicara Roscosmos merujuk ke pernyataan Borisov tanpa mengatakan apakah itu mewakili posisi resmi badan tersebut.

Stasiun luar angkasa lahir sebagian dari inisiatif kebijakan luar negeri untuk meningkatkan hubungan AS-Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet. Ketika itu permusuhan Perang Dingin yang mendorong perlombaan antariksa AS-Soviet yang asli.

Pernyataan Borisov mengikuti pola yang mirip dengan pendahulunya Dmitry Rogozin. Mantan pemimpin badan luar angkasa Rusia itu selama masa jabatannya kadang-kadang mengisyaratkan niat untuk menarik diri dari ISS.

Rogozin sebelumnya mengatakan, bahwa Rusia tidak dapat setuju untuk memperpanjang peran di ISS melampaui 2024. Keberadaan Rusia bisa berlanjut jika AS mencabut sanksi terhadap dua perusahaan Rusia yang masuk daftar hitam karena dicurigai memiliki hubungan militer. Putin mencopot Rogozin sebagai kepala ruang angkasa pada 15 Juli, menggantikannya dengan Borisov yang merupakan mantan wakil perdana menteri dan wakil menteri pertahanan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler