SKK Migas-Pertamina EP Limau Field Resmikan Bank Sampah di Prabumulih

Tercatat 100 nasabah menyetor sampah non-organik hingga Selasa (19/7/2022).

Istimewa
SKK Migas dan Pertamina EP (PEP) Limau Field meresmikan Bank Sampah di Desa Karya Mulya, pada Selasa (26/7/2022).
Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, PRABUMULIH--SKK Migas dan Pertamina EP (PEP) Limau Field meresmikan Bank Sampah dan melantik anggota baru Masyarakat Peduli Api (MAS PEPI) di Desa Karya Mulya, pada Selasa (26/7/2022). Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatra Bagian Selatan Anggono Mahendrawan mengaku pihaknya berupaya untuk terus memberi efek berganda pada keberadaan institusi.

Selain kegiatan eksplorasi dan produksi, Anggono menuturkan, keberadaan industri hulu migas juga untuk memberikan kontribusi yang besar berupa Dana Bagi Hasil Migas, serta melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM) dengan berbagai pilar kategori. Antara  lain, ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lingkungan.

Seluruh program ini berperan membantu upaya pemerintah untuk memajukan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi migas. "Atas kegiatan ini, dari laporan yang kami terima, anggaran yang direalisasikan untuk Pembangunan Bank Sampah adalah Rp 30 juta dan dilengkapi perlengkapannya senilai Rp 10 juta," tutur Anggono dalam keterangan, Rabu (27/7/2022).

Anggono menambahkan, pendirian Bank Sampah di Dusun 3 Desa Karya Mulya merupakan komitmen perusahaan dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12. Yakni tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta SDGs nomor 11, tentang kota dan komunitas yang berkelanjutan. Selain itu, untuk Bank Sampah juga menjadi upaya menggugah kesadaran masyarakat menjaga lingkungan. Hingga Selasa (19/7/2022), tercatat 100 nasabah menyetor sampah non-organik.

Selain Bank Sampah, dilantik juga anggota MAS PEPI Desa Karya Mulya. MAS PEPI dibentuk untuk menjawab problem kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menjadi isu lingkungan di Sumatra Selatan, khususnya di Desa Karya Mulya. MAS PEPI dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang memadai untuk penanganan karhutla. Bahkan anggota MAS PEPI memiliki sertifikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

"Biaya pelatihan pelatihan K3 untuk 15 orang yang berasal dari desa Karya Mulya dan Kemang Tanduk  senilai Rp 80 juta ditambah atribut bagi kelompok Masyarakat Peduli Api senilai Rp 20 juta," ujar Anggono.

Walikota Prabumulih yang diwakili oleh Asisten II Muhammad Ali menyampaikan apresiasi dan harapan agar program MAS PEPI & Rumah Bank Sampah dilaksanakan secara berkelanjutan. "Atas nama Pemerintah Kota Prabumulih, saya mengapresiasi Program yang telah dilaunching oleh SKK Migas & PHR Regional 1 Zona 4. Semoga program ini menjadi inspirasi terus berkembang hingga ke desa-desa lainya," ujar Ali.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler