Langkah KSP Mendorong Pelaksanaan Riset Sorgum Tuai Dukungan
Sorgum dinilai memiliki banyak kelebihan dari segi gizi dan kesehatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Bureacracy and Service Watch (IBSW) mendukung langkah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mendorong kolaborasi dari 12 negara untuk penelitian sorgum sebagai salah satu alternatif pangan. Menurut Ketua IBSW Andika, jauh sebelum fenomena kendaraan listrik ramai seperti sekarang, Moeldoko turut mengembangkan kendaraan listik. Kini Moeldoko mendorong upaya inovasi di bidang pangan untuk menghadapi ancaman krisis pangan global.
"Sekarang Pak Moel mendorong sorgum sebagai salah satu alternatif pangan. Hal itu dilakukan untuk menghadapi ancaman krisis pangan global yang semakin nyata," kata dia di Jakarta, Ahad (31/7/2022).
Andika menjelaskan, perkembangan penelitian sorgum sebagai salah satu alternatif pangan merupakan hal yang sangat urgen dan mendesak. Hal itu karena, kata Andika, dunia menghadapi ketidakpastian pangan akibat pandemi Covid-19 dan perang.
“Krisis pangan bukan hanya menjadi ancaman Indonesia, tapi juga dunia. Dunia sedang menghadapi situasi sulit karena Covid-19 dan perang. Situasi ini mengakibatkan seluruh negara mengalami ketidakpastian di tengah ancaman krisis global. Dampaknya akan terjadi efek domino yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga energi dan pangan," ujar dia.
“Upaya Pak Moel mendorong penelitian yang berkolaborasi dengan 12 negara menemukan momentumnya. Indonesia harus menjadi leader dan terdepan dalam upaya-upaya inovatif tersebut,” kata dia melanjutkan.
Sorgum merupakan tanaman bermanfaat, kata dia, bahkan bisa dikatakan sebagai tanaman unggul. Atas dasar itulah, Andika menyebut IBSW mendorong penelitian sorgum terus berjalan. Itu karena, ujar dia, sorgum memiliki banyak kelebihan dari segi gizi dan kesehatan.
“IBSW mendorong peneliti Indonesia terus mengembangkan varietas sorgum unggulan, yakni yang lebih tahan lama dan memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Berdasarkan riset, sorgum sangat baik untuk masyarakat yang ingin mengkonsumsi makanan yang tinggi protein sekaligus menghindari diabetes dan gluten,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, peneliti pangan Indonesia Soeronto Human mengakui, sorgum unggul dari kecocokan lahan di Indonesia. Sayangnya, tambah dia, sampai saat ini masyarakat Indonesia masih terbiasa mengonsumsi beras dan gandum. Untuk itu, perlu ada perhatian bersar dari pemerintah dan masyarakat terkait pengembangan dan pemanfaatan sorgum sebagai salah satu alternatif pangan.
“Dari segi penelitian, masih banyak yang bisa dipelajari peneliti Indonesia dari negara-negara lain,” tutur Soeronto yang juga peneliti utama BRIN ini.
Dilansir dari Antara, sebelumnya Kepala KSP, Moeldoko menerima kedatangan peneliti dari 12 negara Sabtu (30/7/2022). Ke-12 peneliti pangan tersebut masing-masing dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Laos, Myanmar, Bangladesh, Kamboja, Yordania, Mongolia, dan Pakistan.