Iran Kecam Kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan
Hubungan Iran dengan China telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir
REPUBLIKA.CO.ID., TEHERAN -- Tak lama setelah pesawat Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mendarat di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) dengan mengabaikan peringatan berulang kali dari China tentang aksi militer, Iran kini sepenuhnya mendukung Beijing yang menjadi sekutunya.
Berbicara kepada wartawan di Teheran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan kunjungan penting Pelosi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu merupakan pelanggaran integritas teritorial China dan kebijakan satu China.
Dia mengatakan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara merupakan salah satu "prinsip dasar" Piagam PBB, mengecam kunjungan yang mengancam untuk lebih mempengaruhi hubungan antara China dan AS.
Pelosi, pejabat tinggi pemerintah AS yang mengunjungi Taiwan, sebuah pulau yang diperebutkan yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya, akan bertemu dengan pejabat tinggi Taiwan, termasuk Presiden Tsai Ing-Wen pada Rabu.
Pejabat China dalam beberapa hari terakhir mengeluarkan peringatan keras terhadap kunjungan Ketua DPR AS ke pulau itu, memperingatkan tindakan balasan yang kuat, termasuk tindakan militer.
Kanaani mengatakan kunjungan Pelosi adalah "contoh intervensionisme Amerika" di seluruh dunia, yang "menghasilkan stabilitas yang meningkat dan memicu perselisihan."
Dia lebih lanjut menuduh Washington menerapkan "unilateralisme" dan "pelanggaran hukum internasional," yang katanya telah menjadi "fitur permanen" dari kebijakan luar negeri AS, sambil mengacu pada penarikan AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015.
Duta Besar China untuk Teheran Chang Hua menulis di Twitter untuk "memuji kecaman Iran atas tindakan provokatif Amerika dan campur tangannya dalam urusan dalam negeri China."
Sementara hubungan Iran dengan China telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, hubungan dengan AS terus menukik di tengah kebuntuan atas kesepakatan nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
Pada Senin, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi baru terhadap Iran, kali ini menargetkan perusahaan China dan entitas lain dari UEA dan Singapura yang dikatakan digunakan oleh salah satu pialang petrokimia terkemuka Iran, Perusahaan Industri Petrokimia Teluk Persia.