KAI Mulai Persiapkan Kelengkapan Depo LRT Jabodebek

Soft launching LRT Jabodebek rencananya akan dilakukan pada 17 Agustus 2022.

dok. Humas KAI
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mulai menyiapkan kelengkapan depo LRT Jabodebek di Bekasi menjelang soft launching yang rencananya akan dilakukan 17 Agustus 2022.
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mulai menyiapkan kelengkapan depo LRT Jabodebek di Bekasi. Hal tersebut dilakukan menjelang pengoperasian LRT Jabodebek yang rencananya soft launching akan dilakukan pada 17 Agustus 2022.

Baca Juga


"KAI menyiapkan kelengkapan Depo LRT Jabodebek untuk kepentingan menyimpan, memeriksa, merawat, serta memperbaiki sarana LRT beserta komponen pendukungnya," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (10/8/2022).

Joni menjelaskan difungsikannha Depo LRT Jabodebek tersebut bertujuan agar sarana LRT Jabodebek selalu terjaga keandalannya. Dengan begitu dapat menghasilkan operasional LRT Jabodebek yang aman, nyaman, dan selamat.

Depo LRT Jabodebek berlokasi di Kecamatan Bekasi Timur, Kabupaten Bekasi dengan luas sekitar 100 ribu meter persegi. "Saat ini area Depo yang sudah siap digunakan adalah area Mesin Bubut Roda Jenis Underfloor, Stabling, Automatic Train Wash Plant (ATWP) dan bangunan Operation Control Center (OCC)," jelas Joni.

Sedangkan untuk area Light Maintenance dan Heavy Maintenance, Joni mengatakan saat ini masih dalam tahap pembangunan. Untuk tahapan tersebut saat ini progresnya mencapai 85,11 persen.

"Sebagai moda transportasi paling modern yang akan beroperasi di Indonesia, LRT Jabodebek tentu membutuhkan dukungan fasilitas perawatan yang mumpuni,” tutur Joni.

Sebelumnya, sarana LRT Jabodebek ditempatkan pada jalur-jalur LRT Jabodebek. Joni memastikaan setelah area stabling di Depo LRT Jabodebek dapat ditempati, sarana LRT Jabodebek sudah menempati area stabling atau area penyimpanan sarana LRT Jabodebek.

"Terdapat 20 jalur pada area stabling untuk melindungi sarana LRT Jabodebek dari cuaca panas, hujan, dan gangguan eksternal lainnya," ungkap Joni.

Area Light Maintenance memiliki 10 jalur dan digunakan untuk pemeriksaan serta perawatan ringan seperti pemeriksaan dan perawatan harian. Selain itu juga terdapag perawatan bulanan dengan siklus 1, 3, 6, dan 12 bulan.

Sedangkan area heavy maintenance memiliki empat jalur. Jalur tersebut  dapat digunakan untuk perawatan berskala besar dengan siklus tahunan.

Depo LRT Jabodebek juga memiliki area test track sebanyak satu jalur yang digunakan sebagai tempat pengetesan sarana LRT Jabodebek setelah dilakukan perawatan atau perbaikan. "Dengan adanya test track tersebut, maka jalur LRT Jabodebek hanya digunakan untuk operasional," ucap Joni.

Selanjutnya, fasilitas unggulan Depo LRT Jabodebek yaitu terdapat Automatic Train Wash Plant (ATWP) sebanyak satu jalur. Fasilitas tersebut digunakan sebagai tempat pencucian sarana LRT Jabodebek secara otomatis.

"Cara pencucian menggunakan Automatic Train Wash Plant (ATWP) yakni kereta LRT Jabodebek melaju di jalur Automatic Train Wash Plant (ATWP) untuk pembasahan awal dan disemprot sabun di bagian kaca depan, belakang, dan samping kemudian disikiat," ungkap Joni.

 

Selanjutnya dilakukan pembilasan awal, penyikatan atap, dan diakhiri dengan pembilasan akhir. Setelah selesai proses pencucian, kereta LRT Jabodebek keluar dari alat Automatic Train Wash Plant (ATWP) dalam keadaan bersih.

"Pencucian dengan sistem ini memakan waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan pencucian manual dengan hasil yang baik," tutur Joni.

Pencucian otomatis tersebut menurutnya sangat efektif dan efisien karena memiliki sistem pengolahan air limbah. Joni mengatakan air hasil pencucian diolah agar tidak mencemari lingkungan.

Melalui Water Treatment System maka air yang digunakan setelah pencucian akan ditampung dan diolah dengan cara memisahkan air dengan tanah pasir, oli, dan gemuk. Dengan begitu air tersebut tidak mencemari lingkungan sekitarnya.

“KAI sangat memperhatikan faktor lingkungan untuk proses pencucian LRT Jabodebek. Untuk pembilasan akhir pun, KAI menggunakan Demineralizing Water atau air murni tanpa kandungan mineral atau zat-zat kimia sehingga tidak mencemari lingkungan,” jelas Joni.

Area lain yang sangat vital pada Depo LRT Jabodebek yaitu area Operation Control Center (OCC). Area tersebut berfungsi sebagai tempat administrasi dan pusat kendali utama beroperasinya LRT Jabodebek.

LRT Jabodebek akan beroperasi mengikuti jadwal yang telah diunggah ke sistem persinyalan di OCC. Selain itu di area OCC akan diinstal Train Simulator untuk melatih kemampuan Train Attendant dalam mengemudikan kereta LRT Jabodebek jika dibutuhkan.

Selain itu nantinya juga akan terdapat fasilitas-fasilitas perawatan kereta LRT Jabodebek seperti mesin bubut roda, catu daya kereta, dan Rail Shunter yang dapat digunakan untuk gerakan langsir. Begitu juga dengan Mobile Lifting Jack untuk mengangkat trainset, dan lainnya.

Joni memastikan seluruh operasional LRT Jabodebek kemudian berjalan secara otomatis dengan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Operator pada OCC akan memantau jalannya LRT dan hanya akan mengintervensi jika ditemukan ketidaksesuaian seperti adanya keterlambatan, gangguan suplai daya, dan sebagainya.

Joni memastikan saat ini, progres LRT Jabodebek secara keseluruhan telah mencapai 84,22 persen. Berbagai aspek telah dipersiapkan melalui berbagai tahap pengujian untuk menjamin keandalan operasional dan keselamatan pelanggan ke depannya.

“KAI mempersiapkan moda LRT Jabodebek sebaik mungkin dengan berbagai peralatan modern dan berkualitas. Sehinga dalam jangka waktu yang panjang, transportasi LRT Jabodebek tetap dapat diandalkan,” jelas Joni.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler