Latvia dan Estonia Keluar dari Kelompok Kerja Sama dengan China
Barat mengkritik tekanan militer China ke pulau demokratis Taiwan.
REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS -- Latvia dan Estonia mundur dari kelompok kerja sama antara negara-negara Eropa Tengah dan Timur dengan China. Tetangga Baltik mereka Lithuania sudah mengambil langkah serupa tahun lalu.
Keputusan Latvia dan Estonia diumumkan saat Barat mengkritik tekanan militer China ke pulau demokratis Taiwan yang Beijing klaim bagian dari wilayahnya. Serta langkah China memperkuat hubungan dengan Rusia di tengah invasi Ukraina.
Hubungan Lithuania dan China memburuk setelah Vilnius mengizinkan Taiwan membuka kedutaan besar de facto di negara itu tahun lalu. Menteri Luar Negeri Latvia mengatakan partisipasi di kelompok China "tidak lagi sesuai dengan objektif strategis kami di lingkungan internasional saat ini."
Dalam pernyataannya Kamis (11/8/2022) Latvia dan Estonia mengatakan akan terus bekerja menuju "hubungan yang konstruktif dan pramatif dengan China". Sambil menghormati ketertiban internasional berdasarkan peraturan dan hak asasi manusia.
Kementerian Luar Negeri Estonia belum dapat dimintai komentar. Kedutaan Besar China di Riga, Latvia dan Tallinn, Estonia belum menanggapi permintaan komentar.
Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Yunani, Hungaria, Polandia, Romania, Slovakia dan Slovenia negara-negara yang masih menjadi anggota kelompok kerja sama dengan China.
Pada bulan Mei lalu Kementerian Luar Negeri Republik Ceko janji China atas investasi dan perdagangan yang menguntungkan kedua belah tidak terpenuhi. Hal ini disampaikan setelah parlemen negara itu meminta pemerintah keluar dari kerjasama dengan China.