Delegasi Kongres AS akan Kunjungi Taiwan

Kunjungan delegasi Kongres AS dilakukan pada 14-15 Agustus.

ap/Taiwan Presidential Office
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Taiwan, Ketua DPR AS Nancy Pelosi, kiri, dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberi isyarat selama pertemuan di Taipei, Taiwan, Rabu, 3 Agustus 2022. Ketua DPR AS Nancy Pelosi, bertemu pejabat tinggi di Taiwan meskipun ada peringatan dari China, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia dan para pemimpin kongres lainnya dalam delegasi yang berkunjung menunjukkan bahwa mereka tidak akan meninggalkan komitmen mereka terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Delegasi Kongres Amerika Serikat (AS) diagendakan mengunjungi Taiwan pada 14-15 Agustus. Kunjungan tersebut terjadi kurang dari dua pekan setelah Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi melakukan lawatan ke Taipei.

Baca Juga


Menurut kedutaan de facto AS di Taiwan, lawatan delegasi Kongres AS ke Taiwan merupakan bagian dari kunjungan yang lebih luas ke kawasan Indo-Pasifik. Dalam kunjungannya, delegasi tersebut akan bertemu para pemimpin tinggi Taiwan.

"Para pejabat (Kongres) akan membahas isu-isu, termasuk hubungan AS-Taiwan serta rantai pasokan global," kata kedutaan de facto AS di Taiwan dalam sebuah pernyataan, Ahad (14/8/2022).

Sebelumnya kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan pada 2-3 Juli lalu telah memicu kemarahan China. Beijing diketahui mengklaim Taipei sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam kunjungannya, Pelosi menegaskan dukungan AS untuk Taiwan.

Menanggapi kunjungan Pelocy, China menggelar latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan pada 4-7 Juli lalu. Dalam latihan itu, China mengerahkan seluruh armadanya, yakni udara, darat, dan laut. Beijing bahkan menguji peluncuran rudal balistik. Latihan tersebut tak pelak memanaskan tensi di Selat Taiwan.

Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan, China telah secara brutal menggunakan tindakan militer untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas regional. “Kami tidak akan pernah tunduk pada tekanan. Kami menjunjung tinggi kebebasan dan demokrasi, serta percaya bahwa warga Taiwan tidak menyetujui tindakan intimidasi China dengan kekerasan dan gemerincing pedang di depan pintu kami,” ucapnya kepada awak media pada 7 Juli lalu, dilaporkan Bloomberg.

AS tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun ia mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman China. Presiden AS Joe Biden bahkan sempat menyatakan bahwa negaranya siap mengerahkan kekuatan jika China menyerang Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan Beijing dengan Washington. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler