LPEI Dorong UMKM Menembus Ekspor

LPEI memberi dukungan finansial dan nonfinansial bagi pelaku UKM berorientasi ekspor.

Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja menata kerajian dekorasi yang dipamerkan pada ajang pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) Presidensi G20 Indonesia di kawasan Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (18/2/2022). Pada ajang pertemuan itu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memamerkan produk-produk berorientasi ekspor dari UMKM mitra binaan LPEI.
Rep: Retno Wulandhari Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank mendorong UMKM menembus pasar ekspor. Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI R Gerald memaparkan, LPEI memberikan dukungan berupa layanan finansial dan nonfinansial kepada pelaku UKM berorientasi ekspor. 

LPEI memiliki fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha berorientasi ekspor. "Khusus untuk layanan nonfinansial, kami dapat memberikan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan atau CPNE, marketing handholding program dan desa devisa,” ujar Gerald dalam keterangannya dikutip Ahad (14/8/2022).

Baca Juga



LPEI memberikan Jasa Konsultasi kepada UKM berorientasi ekspor dalam rangka meningkatkan eksportir baru, nilai ekspor nasional dan juga daya saing produk/komoditas Indonesia. CPNE merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor selama satu tahun. Sampai dengan Juni 2022, LPEI telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 2700 UMKM serta melahirkan lebih dari 120 eksportir baru.

Selain CPNE, LPEI memiliki program unggulan lainnya yaitu Marketing Handholding Program (business matching). Ini program percepatan ekspor dalam rangka membuka akses pasar ekspor bagi produk UKM mitra binaan LPEI dalam bentuk digitalisasi via global marketplace, business matching melalui diaspora dan pameran berskala internasional. Melalui program ini, lebih dari 50 UKM telah berhasil memperluas akses pasarnya ke mancanegara.

Sedangkan Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas (cluster) petani/pengrajin/koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan ekspor. Sampai dengan posisi Juni 2022, LPEI memiliki 134 Desa Devisa dengan 9 komoditas unggulan (Kakao, Kopi, Beras, Garam, Rumput Laut, Kerajinan, Tenun, Gula Semut dan Lada Hitam) dan telah memberikan pendampingan kepada 12.821 petani/pengrajin.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajak seluruh jajarannya memperbaiki program sinergi dalam membantu UMKM. "Jika UMKM pasarnya di luar negeri, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan membantu sampai ekspor dan ada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Inilah yang disebut kolaborasi, karena UMKM perlu dibantu di semua front, jangan dibebani tapi dibantu," ujar Sri Mulyani. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler