Refleksi HUT ke-77 RI : Bangkit dari Pandemi, Wujudkan Indramayu Bermartabat
Bupati Nina menjalankan berbagai program unggulan untuk membuat masyarakatnya pulih lebih cepat dan bangkit lebh kuat.
INDRAMAYU – Pandemi Covid-19 yang telah berdampak pada hampir semua sektor kehidupan, kini berangsur teratasi. Denyut perekonomian yang sebelumnya seakan terhenti, kini mulai berdenyut lagi.
Pemerintah mulai di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, bersama jajarannya masing-masing, berusaha keras membuat keadaan yang sempat terpuruk menjadi pulih lebih cepat dan masyarakat bisa bangkit lebih kuat.
Hal itu seperti yang dilakukan Pemkab Indramayu. Dibawah kepemimpinan Bupati Nina Agustina Da’i Bachtiar, Pemkab Indramayu menjalankan berbagai program unggulan, demi terwujudnya Indramayu Bermartabat (Bersih, Relijius, Maju, Adil, Makmur, dan Hebat).
Salah satunya adalah Perempuan Berdikari (Pe-ri). Yakni, program pemberdayaan ekonomi yang diberikan kepada perempuan purna pekerja migran Indonesia (PMI).
Program itu diberikan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, pendampingan dan fasilitasi akses permodalan melalui perbankan. Yaitu, dari Bank Jabar dan Banten (bjb) Cabang Indramayu dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja Indramayu.
Nina mengakui, Kabupaten Indramayu merupakan daerah kantong PMI di Provinsi Jawa Barat, bahkan nasional. Sebagai gambaran sebelum terjadinya pandemi Covid-19, rata-rata jumlah penempatan PMI asal Indramayu di kisaran 21 ribu orang per tahun. Dari jumlah itu, hampir 90 persennya merupakan perempuan.
Tingginya jumlah PMI otomatis membuat jumlah purna PMI setiap tahunnya selalu bertambah. Karenanya, harus diimbangi dengan upaya pelatihan kewirausahaan.
‘’Pemkab Indramayu berharap bahwa tidak selamanya perempuan Indramayu harus bekerja di luar negeri. Ketika sudah memperoleh penghasilan yang cukup, kiranya agar dikelola secara mandiri di negeri sendiri,’’ tukas Nina.
Program Pe-ri tertuang dalam RPJMD 2021-2026. Dengan satu paket pelatihan 20 orang peserta per desa, diharapkan empat tahun kedepan akan tercipta 6.340 wirausahawan baru dari perempuan purna PMI, yang tersebar di 317 desa di 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu.
Pemkab Indramayu juga menjalankan program Kredit Usaha Kecil (Kruwcil). Yakni, memberikan kredit kepada warung kecil dan UMKM, melalui kerja sama dengan Bank Perkreditan Rakyat Daerah dan Bank BJB, mulai dari Rp 500 ribu sampai dengan Rp 5 juta.
Selain itu, ada program unggulan Lebu Digital (Le-Dig), untuk mewujudkan Smart Village atau 'Desa Cerdas', dengan melakukan pemasangan WiFi di setiap balai desa. Program Le-Dig itu terintegrasi dengan program unggulan lain Indramayu Cepat Tanggap (I-Ceta).
Program I-Ceta menawarkan solusi pertolongan pertama permasalahan kemanusiaan dan kedaruratan. Dalam program itu, warga dapat melapor melalui nomor telepon langsung (Hotline), WhatsApp, Facebook, Instagram, atau Twitter.
Program itupun berkaitan erat dengan program unggulan Dokter Masuk Rumah (Dokmaru). Yakni, program layanan kesehatan yang menghadirkan bentuk pelayanan langsung ke rumah warga. Dalam program tersebut, dokter di puskemas datang ke rumah warga yang membutuhkan pertolongan kesehatan.
Capaian kegiatan program Dokmaru periode Maret 2021 - Juli 2022, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Jumlah panggilan masuk melalui PSC 119 = 1259 panggilan, dengan rincian 84 kasus emergency, 575 kasus non emergency dan 600 kasus pelayanan informasi.
2. Panggilan yang diteruskan oleh PSC 119 ke Dokmaru Puskesmas = 655 kasus.
3. Panggilan/laporan kasus masuk dari Non PSC (langsung ke Dokmaru Puskesmas) = 1980 panggilan/laporan.
4. Jumlah kasus yang ditindaklanjuti oleh Dokmaru Puskesmas = 2.632 kasus, terdiri dari 630 kasus emergency dan 2002 kasus non emergency.
5. Jumlah kasus yang dirujuk = 411 kasus.
‘’Dengan kondisi masyarakat sehat, maka dapat menekan beban biaya hidup, yang seharusnya untuk berobat ke dokter. Dengan menghadirkan dokter, biaya itu dapat dialihkan untuk keperluan beban hidup lainnya,’’ tukas Nina.
Dalam program unggulan lainnya, Nina mengadakan program Kejar Paket (Ja-ket), yang merupakan pendidikan non formal yang meliputi kelompok belajar (Kejar) paket A, B, dan C.
Program itu diselenggarakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) maupun Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di bawah naungan Dinas Pendidikan. Masyarakat Indramayu dapat mengikuti program Ja-ket secara gratis serta mendapat ijazah setara dengan sekolah formal yang diakui oleh negara.
Sejak program itu diluncurkan, ribuan masyarakat Indramayu telah memperoleh ijazah. Kepemilikan ijazah tersebut sangat membantu mereka dalam berupaya memperoleh kehidupan yang lebih baik, salah satunya mendapatkan pekerjaan yang mensyaratkan adanya ijazah pendidikan.
Tak hanya menjalankan program unggulan bagi masyarakatnya, Nina pun membuka pintu lebar-lebar bagi investor untuk menjalankan usaha di Kabupaten Indramayu. Di antaranya dengan memberikan kemudahan regulasi atau syarat bagi investor.
‘’Kita berikan red carpet,’’ tegas Nina.
Nina berharap, segala upaya dan kerja keras yang dilakukannya bersama seluruh jajaran yang dipimpinnya bisa membuat masyarakat Indramayu pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dari pandemi Covid-19. Dengan demikian, bisa mewujudkan Indramayu Bermartabat, yakni bersih, relijius, maju, adil, makmur dan hebat. (Lilis Sri Handayani)