Tolak Daerahnya Jadi Lokasi Syuting Fast X, Warga Angelino Heights Bakal Demo
Warga Angelino Heights merasa terganggu dengan efek film waralaba 'Fast & Furious'.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga di Angelino Heights, Los Angeles, Amerika Serikat mengeluhkan masalah keamanan dan kebisingan yang ditimbulkan dari syuting Fast X. Angsuran terbaru dari waralaba Fast & Furious itu rencananya akan rilis lebih cepat dari jadwal semula.
Menurut Variety, sejak The Fast and the Furious tayang perdana pada 2001, Angelino Heights telah menarik penggemar waralaba yang sangat tertarik dengan Bob's Market, toko milik keluarga Dominic Toretto (Vin Diesel) dan rumah bergaya Victoria yang ikonik. Tapi alih-alih hanya berfoto selfie, penggemar fanatik dari waralaba film ini tampaknya tertarik untuk mereka ulang adegan-adegan dari film tersebut.
Mereka melakukan atraksi Donat, yaitu berakselerasi dan memainkan setir mobil sampai tercipta gerakan mobil berputar di tempat dengan membentuk pola donat jika dilihat dari atas. Kondisi ini menimbulkan kemarahan warga setempat, yang muak dengan kebisingan terus-menerus dan kondisi tidak aman yang tercipta akibat pengaruh waralaba Fast & Furious.
Oleh karena itu, mereka merencanakan aksi unjuk rasa atas rencana syuting Fast X yang diperkirakan akan berlangsung pada Jumat, 26 Agustus mendatang. Rencananya, pengambilan gambar akan dimulai dari jam 9 pagi hingga jam 2 dini hari di depan rumah Toretto di Kensington Road dengan dilengkapi layanan darurat, set genangan di jalan, dan tambahan asap buatan.
Perizinan untuk syuting belum rampung. Warga pun mengancam akan turun ke jalan melakukan aksi penolakan.
"Jika syuting film ini diizinkan kembali digelar di Angelino Heights, kami akan menggelar protes besar dan akan mengundang banyak media untuk meliput protes kami," kata seorang warga dalam email ke Variety, seperti dilansir Aceshowbiz, Rabu (24/8/2022).
Warga tersebut juga menyebut bahwa protes ini digelar untuk menghormati 178 orang yang terbunuh oleh pembalap liar di Los Angeles. Mereka juga ingin mempermalukan Universal karena ketidakpedulian mereka terhadap epidemi yang mematikan balap liar, namun terus dipromosikan oleh film mereka.
Lebih lanjut, beberapa penduduk Angelino Heights juga menjelaskan bahwa masalah mereka bukan hanya sekadar syuting mendatang, namun waralaba secara umum yang berdampak pada gangguan sepanjang tahun. Hellen Kim dan Robert Howard, pasangan suami istri yang tinggal di dekat Bob's Market, mengungkapkan keprihatinan mereka.
"Ibu kami tinggal bersama kami, dia berusia 90 tahun, dia selalu merasa takut dengan suara mobil-mobil yang balap liar di lingkungan kami. Seharusnya syuting itu tidak diizinkan. Cepat atau lambat pasti bisa menambah korban baru," kata dia.
Seorang warga lain yang menolak disebutkan namanya mengklaim bahwa dia pernah ditodong pistol oleh seorang penggemar Fast & Furious. Itu terjadi setelah dia meminta penggemar itu untuk berhenti memacu mobilnya di tengah hari.
"Di tengah hari, saat saya hendak bekerja ke kantor, seseorang membuat berbagai macam kebisingan dengan mobil mereka, saya keluar dan berteriak, 'Maukah kamu melakukan ini di depan rumah nenekmu?' Dan beberapa anak tak terima dan langsung menodongkan pistol ke arahku," kata dia.
Sebaliknya, penduduk lain, Planaria Price, membela Universal Pictures. Price menjelaskan bahwa studio telah memberinya tunjangan dan biaya ganti terkait gangguan.
Tunjangan itu bagaimanapun membantunya merenovasi beberapa rumah miliknya. Meskipun demikian, dia setuju bahwa balap liar yang diagungkan dalam film-film itu berbahaya.
Price meyakini masalahnya lebih terletak pada pemerintah Los Angeles dan kebutuhan untuk menindak balap liar di kota. Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Universal belum menanggapi keluhan tersebut.