Legislator Minta Pemerintah Usut Penembakan Nelayan WNI oleh Tentara Papua Nugini

KBRI di Port Moresby sudah meminta tanggapan otoritas PNG terkait penembakan.

DPR
Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani meminta pemerintah Indonesia mendalami dan mengusut peristiwa meninggalnya kapten kapal nelayan Calvin 02 bernama Sugeng yang diduga ditembak tentara Papua Nugini yang sedang berpatroli, Senin (22/8/2022).
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani, meminta pemerintah segera mengusut peristiwa penembakan terhadap kapten kapal nelayan Calvin 02, Sugeng, oleh kapal patroli tentara Papua Nugini yang sedang berpatroli pada Senin (22/8/2022). Menurut dia, pengusutan penting dilakukan agar pemerintah bisa mengambil langkah yang tepat dan cermat terkait upaya penyelesaiannya, terutama jaminan bagi WNI yang menjadi korban penembakan.

"Ini harus diklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi," kata Christina dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/8/2022).

Politikus Partai Golkar itu mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri yang juga sedang mendalami peristiwa ini. Ia mengatakan, sampai sejauh ini Kemenlu sudah memanggil Kedubes PNG untuk meminta klarifikasi. Jika ternyata terjadi tindakan berlebihan maka Indonesia bisa mengambil langkah penegakan hukum yang sesuai.

"Kami dukung langkah responsif Kemlu untuk memastikan pelindungan WNI kita," ujarnya.

Menurut informasi yang ia terima, peristiwa ini berawal dari kapal nelayan Calvin 02 memasuki wilayah perairan PNG dan melakukan penangkapan ikan. "Cuma sekarang kita perlu dalami apakah langkah penembakan yang dilakukan memang sudah sesuai protap atau ini sebenarnya berlebihan (excesive use of force) untuk sebuah langkah pengamanan perairan oleh pihak PNG? Ini harus kita pertegas dengan PNG," tegasnya.

Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Papua Nugini (PNG) Andriana Supandy menyesalkan, peristiwa penembakan yang diduga dilakukan tentara Papua Nugini (PNGDF) terhadap kapal nelayan asal Merauke hingga menewaskan seorang anak buah kapal (ABK).

"Kami sangat menyesalkan terjadinya insiden penembakan yang menewaskan seorang ABK kapal nelayan," tutur Andriana.

Setelah mendapat informasi tentang insiden penembakan tersebut, Andriana pun berkoordinasi dengan Konsulat RI di Vanimo, Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Papua, dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Kedutaan Besar RI (KBRI) di Port Moresby sudah meminta tanggapan otoritas PNG terkait peristiwa yang menewaskan seorang warga negara Indonesia (WNI).

"Kami masih menunggu tanggapan dari otoritas terkait PNG, karena selain melakukan penembakan, aparat keamanan juga menangkap dan menahan dua kapal nelayan Indonesia," ungkapnya.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler