Dunia Sudah Berubah, Alasan Erick Go Online-kan 30 Ribu UMKM

30 ribu UMKM selain mulai go online juga mendapat Nomor Induk Berusaha.

Kementerian BUMN
Kementerian BUMN kembali menunjukkan komitmen dalam mendukung UMKM BUMN naik kelas dengan mendorong UMKM yang sebelumnya sudah Go Digital menjadi Go Online. Hal ini disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir saat kick off 30 ribu UMKM BUMN Go Online di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Senin (29/8).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN kembali menunjukkan komitmen dalam mendukung UMKM BUMN naik kelas dengan mendorong UMKM yang sebelumnya sudah Go Digital menjadi Go Online. Hal ini disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir saat kick off 30 ribu UMKM BUMN Go Online di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Senin (29/8).


Dalam acara ini juga dilaksanakan pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk 30 ribu UMKM dimaksud, serta sesi berbagi kiat-kiat berusaha dari pelaku UMKM yang telah Go International."Dengan UMKM Go Online diharapkan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat melalui UMKM," ujar Erick.

Erick menyampaikan dunia saat ini sudah berubah dengan hadirnya disrupsi digital. Hal ini mengubah begitu banyak aspek kehidupan, mulai gaya hidup hingga sektor usaha. Erick menyebut sektor UMKM pun harus beradaptasi jika tak ingin tertinggal.

"Dalam menghadapi perubahan ini, kita harus bersama-sama saling membantu, kalau tidak nanti kita hanya penonton saja, apalagi di era digitalisasi," lanjut Erick.

Erick mengatakan program UMKM BUMN Go Online merupakan bentuk keberpihakan BUMN terhadap UMKM. Sebagai kekuatan ekonomi Indonesia, lanjut Erick, BUMN harus selalu mendorong UMKM agar dapat naik kelas dengan meningkatkan kualitas, kemasan, hingga akses pasar.

"UMKM adalah pencipta lapangan pekerjaan, karena itu pemerintah mendorong pembiayaan tahun ini dinaikkan untuk UMKM sampai Rp 386 triliun dan 92 persen pembiayaan ini dari bank-bank BUMN," ucapnya.

Erick meyakini kolaborasi BUMN dan UMKM dapat menjadi pulang punggung bagi ekonomi digital Indonesia ke depan. Lewat kolaborasi, ucap Erick, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai Rp 4.800 triliun pada 2030, yang menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

"Artinya pembiayaannya ada, pasarnya ada, produknya harus ada. Kalau produknya tidak ada jangan marah nanti kalau kita cuma jadi penonton," kata Erick menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler