Intelijen Rusia Tetapkan Pelaku Kedua Atas Pembunuhan Darya Dugina
Dugina merupakan pendukung vokal operasi militer khusus Rusia.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Badan intelijen Rusia, FSB pada Senin (29/8) menetapkan seorang warga Ukraina lainnya yang diduga terlibat dalam pembunuhan putri seorang ultra-nasionalis Rusia, Darya Dugina. Dugina adalah pendukung vokal terhadap "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina.
Dugina tewas dalam pengeboman mobil di luar Moskow pada 20 Agustus. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pembunuhan ini sebagai tindak kejahatan yang keji dan kejam. Dua hari setelah pembunuhan, FSB mengidentifikasi seorang wanita Ukraina yang diduga sebagai pelaku.
Wanita itu telah membuntuti Dugina selama berminggu-minggu, menyewa sebuah apartemen di kompleks perumahannya dan menanam bom mobil yang digunakan Dugina sebelum melarikan diri dari Rusia ke Estonia.
Pada Senin (29/8) FSB mengatakan mengidentifikasi pelaku lain dari "kelompok sabotase dan teroris" Ukraina. FSB mengatakan, kelompok itu telah merencanakan dan melakukan pembunuhan terhadap Dugina.
FSB mengidentifikasi tersangka baru sebagai seorang pria yang lahir pada tahun 1978. Dalam rekaman CCTV, pria itu telah membantu merakit bom mobil di sebuah garasi sewaan di Moskow. Pria itu juga telah mengamankan dokumen palsu dan plat nomor kendaraan untuk pelaku wanita yang bertugas menanam bom di mobil Dugina. Pria itu keluar dari Rusia melalui Estonia sehari sebelum serangan.
Dalam video berdurasi 11 menit yang dirilis oleh FSB, rekaman CCTV menunjukkan pria itu memasuki Rusia pada 30 Juli. Dia masuk dan keluar dari kompleks garasi di Moskow, termasuk mengumpulkan plat nomor kendaraan palsu, dan keluar dari Rusia pada 19 Agustus dini hari, atau sehari sebelum Dugina terbunuh.
Rekaman CCTV juga menunjukkan wanita Ukraina yang dituduh oleh FSB menanam bom mobil di area tempat mobil diparkir di sebuah festival yang dihadiri Dugina, sesaat sebelum dia terbunuh. FSB mengatakan, wanita Ukraina itu telah mengawasi Dugina dan memastikan dia telah meninggalkan festival. Kemudian wanita itu mengikuti Dugina dengan mobil dan meledakkan bom mobil yang menewaskannya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah berjanji tidak ada belas kasihan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematian Dugina. Pada upacara kematian di Moskow pekan lalu, Alexander Dugin mengatakan, putrinya telah berada di garis depan dan menyerukan Rusia untuk mengamankan "kemenangan" di Ukraina atas namanya.