Pertamina Jatimbalinus Pastikan Stok BBM Aman
Masyarakat diminta tidak melakukan aksi panic buying BBM.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deny Djukardi memastikan stok BBM di wilayah Jatimbalinus dalam keadaan aman. Stok yang tersedia, kata dia, mampu mencukupi kebutuhan masyarakat untuk 10 hingga 30 hari ke depan. Ia pun mengingatkan masyarakat untuk tidak perlu melakukan aksi borong BBM.
"Stok BBM dalam posisi cukup rata-rata berada di posisi dari 10 sampai sekitar 30 sampai hari. Artinya, kalau sampai ada gangguan, kami masih bisa bertahan sampai 30 hari ke depan. Tapi ini setiap pagi kami selalu koordinasi baik dengan wilayah maupun dengan pusat untuk menambah stok di enam terminal BBM di Jatim," ujarnya, Jumat (2/9).
Deny mengingatkan, jika masyarakat melakukan pembelian BBM secara berlebihan, justru akan mengganggu ketersediaan stok di SPBU, yang juga berdampak pada terganggunya pengiriman. Deny melanjutkan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, untuk memantau stok di SPBU akibat pembelian berlebih, pihaknya memanfaatkan sistem digital yang bisa memantau stok BBM di SPBU maisng-masing wilayah.
"Begitu stok itu menunjukkan angka kritis atau ketahanan waktu dalam berapa jam saja, terminal terdekat akan langsung melakukan pengiriman," ujarnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga meminta masyarakat tidak mrlakukan aksi panic buying BBM setelah adanya isu kenaikan harga BBM bersubsidi. Khofifah memastikan, berdasarkan data dari Pertamina, stok BBM di Jatim dalam keadaan aman. Begitupun terkait distribusinya, dimana Khofifah telah berkoordinasi dengan jajaran Polda Jatim maupun Kodam V/ Brawijaya.
"Tidak hanya stok yang aman, pihak kepolisian maupun TNI telah menjamin bahwa proses distribusi baik BBM maupun epiji di Jatim akan dijaga keamanannya dengan baik, sehingga tersalurkan dengan lancar," kata Khofifah.
Khofifah melanjutkan, daerah di Jatim yang menjadi pengguna pertalite tertinggi adalah Kota Pasuruan yang mencapai 147 persen. Adapun untuk pengguna solar bersubsidi tertinggi yakni Kota Malang dengan catatan 129 persen. Khofifah pun meminta bupati/ wali kota di Jatim untuk ikut mengawal distribusi BBM di daerah masing-masing.
"Terutama stok BBM untuk para nelayan ataupun alat dan mesin pertanian bagi para petani," ujarnya.