Scholes Sanjung Ten Hag yang Rela Keluar Pakem demi Kemenangan MU

Ten Hag yang menggemari sepak bola menyerang menerapkan permainan pragmatis di MU.

ap/Dave Thompson
Pelatih kepala Manchester United (MU) Erik ten Hag.
Rep: Frederikus Bata Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Legenda hidup Manchester United (MU) Paul Scholes memberi pujian untuk pelatih Setan Merah Erik ten Hag. Ini setelah Scholes menonton aksi the Red Devils kontra Arsenal dalam lanjutan Liga Primer Inggris musim 2022/23.

Baca Juga


Marcus Rashford dan rekan-rekan menang 3-1 atas Arsenal di Stadion Old Trafford dalam laga yang berakhir pada Senin (5/9) dini hari WIB. Sanjungan Scholes untuk Ten Hag bukan sebatas atas hasil akhir. Lebih dari itu, ia melihat sang arsitek meninggalkan ego. 

Eks juru taktik Ajax Amsterdam itu dikenal sebagai salah satu pelatih dengan konsep sepak bola menyerang. Kini ia lebih fleksibel. Ten Hag belajar memanfaatkan amunisi yang ada. Saat kalah dari Brighton and Hove Albion dan Brentford, penguasaan bola MU di atas 60 persen. Setelahnya ia membuat perubahan.

Dimulai dari duel kontra Liverpool (29,5 persen), Southampton, dan kini Arsenal (39 persen). Ia kini cenderung memakai pendekatan serangan balik. Hasilnya, United meraih empat kemenangan beruntun.

"Para pemain ini mungkin tidak cocok dengan gaya permainannya, tetapi dia menemukan cara untuk memenangkan pertandingan dari kelompok pemain ini," kata Scholes, dikutip dari Manchester Evening News.

Pundit sepak bola 47 tahun itu berharap Ten Hag tetap menggunakan opsi ini. Pasalnya, ini sudah terbukti memberikan efek positif. Selama belum ada perubahan skuad, maka fleksibilitas taktik menjadi kunci.

Scholes membandingkan dengan karakter beberapa pelatih tim besar di Liga Primer lainnya. Ada Pep Guardiola di Manchester City, Juergen Klopp di Liverpool, dan Mikel Arteta di Arsenal.

Guardiola, Klopp, serta Arteta tetap pada pendiriannya, dalam situasi apa pun. Butuh proses untuk mencapai peak performa. Tapi sedari awal pendekatan sepak bola mereka tak berubah.

Ten Hag punya kesamaan visi dengan tiga nama di atas. Namun yang menjadi pembeda, ia tak mau memaksakan kehendaknya. Sebab, ia butuh kemenangan secepat mungkin.

"Kita berbicara tentang filosofi sepanjang waktu, bukan? Para manajer ini keras kepala. Arteta akan gigih, Guardiola juga, Juergen Klopp demikian. Tetapi orang ini (Ten Hag), anda harus memberinya pujian karena dia keluar dari apa yang benar-benar yang ingin dia lakukan," kata Scholes.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler