Erick Thohir Berikan Bantuan Pendidikan 10 Anak Diaspora di Belanda
Erick Thohir memberikan bantuan untuk 10 anak masing-masing Rp 5 juta
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Pengarah Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama, Erick Thohir, memberikan bantuan pendidikan kepada 10 anak di Indonesia yang kebetulan orang tuanya sedang bekerja di Belanda. Masing-masing anak mendapatkan bantuan sebesar Rp 5 juta.
Bantuan diberikan oleh Sesmenneg BUMN Susyanto dalam acara Temu Kangen Diaspora Indonesia Belanda dengan Erick Thohir. Karena ada kebijakan kenaikan harga BBM, Erick Thohir tidak jadi datang karena mempercepat kunjungan kerjanya ke Belanda.
"Bantuan untuk umroh dan pendidikan ini bagian dari upaya Pak Erick memberikan apresiasi kepada mereka yang telah berdedikasi untuk syiar Islam dan membawa nama baik Indonesia di luar negeri. Terutama di Belanda," kata Susyanto, dalam siaran persnya.
Dalam acara yang dilaksanakan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Belanda, dihadiri Wakil Ketia Umum PBNU KH Nusron Wahid Dubes RI untuk Belanda Mayerfas, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade dan beberapa direksi BUMN.
Mereka yang mendapatkan bantuan umroh dari Erick Thohir yakni KH Ahmad Hambali Maksum (84 tahun) selaku imam Masjid Al Hikmah, Ustadzah Halimatus Sa’diyah, Lc. MA dan Ustadzah Meily Otrina, M.pd selaku pengurus TPQ dan guru ngaji yang mengajar Alquran anak-anak Indonesia di Belanda. Untuk bantuan tunjangan hidup di hari tua bagi lansia diberikan kepada KH Ahmad Naf’an Sulchan (76 tahun), dan Hj Engkon Komariah Suwito (82 tahun) yang lahir 28 Oktober 1940. Mereka ratarata tinggal di Belanda lebih dari 40 tahun.
"Saya tidak menyangka Pak Erick dan BUMN sangat peduli kepada kami, yang sudah tua-tua di negeri orang ini. Kami do'akan Pak Erick berhasil membawa Indonesia lebih maju," ujar KH Naf'an Sulhan yang merupakan sahabat Presiden Abdurrahman Wahid ketika menjadi mahasiswa di Baghdad Irak.
Wakil Ketua Umum PBNU Nusron Wahid mengapresiasi kepedulian H Erick Thohir dan beberapa BUMN terhadap diaspora Indonesia di Belanda, lebih-lebih kepada aktivis Nahdlatul Ulama. "Beliau-beliau memang pantas mendapat perhatian. Meski di luar negeri masih memeperjuangkan Indonesia dengan menanamkan nilai keislaman dan akhlak yang baik bagi anak-anak Indonesia. Saya harap perjuangan ini tidak putus," kata Nusron Wahid.