Smesco Indonesia Gandeng BPOM Permudah Perizinan UMKM Pangan

Lewat kerja sama dengan BPOM, UMKM bisa meningkatkan kapasitas hasilkan produk

Kemenkop UKM
Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata. Smesco Indonesia menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam sebuah perjanjian kerja sama. Hal itu sebagai langkah strategis dalam mengembangkan kinerja dan performa pelaku UMKM di Tanah Air dalam bentuk perluasan akses dan kemudahan mengurus perizinan bagi UMKM pangan, obat tradisional, dan kosmetik.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Smesco Indonesia menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam sebuah perjanjian kerja sama. Hal itu sebagai langkah strategis dalam mengembangkan kinerja dan performa pelaku UMKM di Tanah Air dalam bentuk perluasan akses dan kemudahan mengurus perizinan bagi UMKM pangan, obat tradisional, dan kosmetik.


"Tujuan kerja sama ini yaitu meningkatkan kapasitas UMKM dalam menghasilkan produk obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan yang aman dan bermutu. Termasuk meningkatkan daya saing produk UMKM yang bergerak di sektor usaha tersebut," ujar Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata lewat keterangan resmi, Rabu (7/9).

Leonard menambahkan, kesehatan dan keamanan pangan atau produk konsumsi yang dihasilkan UMKM saat ini menjadi perhatian utama konsumen terlebih setelah pandemi. "Karakter konsumen saat ini lebih cerdas dan jeli memilih produk yang telah terverifikasi dan memiliki standar keamanan pangan serta telah memiliki standar mutu produk," ujarnya.

Lebih dari itu, kata Leonard, kerja sama ini juga diharapkan akan memudahkan UMKM dalam membuat perizinan dan mendapatkan izin edar dengan mempercepat proses Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) melalui pelibatan UMKM sebagai pemilik usaha untuk melakukan audit mandiri. Pelaku bisnis UMKM cukup membuka link website cppob.smesco.go.id.

Di dalamnya ada lima langkah utama bagi UMKM untuk melakukan audit ruang produksi milik mereka. "Setelah mengisi form audit mandiri tersebut, UMKM dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan bagian Pusat Layanan UKM (PLU) Smesco melalui whatsapp 0813 1078 6655 untuk mendapatkan layanan lanjutan," tutur Leonard.

Apabila score pengisian form sudah mencapai 100 persen, maka PLU Smesco akan meneruskannya kepada BPOM untuk segera dilakukan survei. "Tetapi, bila score akhir pengisian audit mandiri tersebut belum mencapai 100 persen, PLU Smesco akan memberikan alternatif solusi terhadap kendala yang dialami, seperti memfasilitasi  untuk mendapatkan  pembiayaan renovasi sarana prasarana dan sebagainya," jelasnya.

Leonard berharap, kehadiran BPOM dapat memperkuat posisi brand produk obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan lokal, dengan membantu UMKM memiliki sertifikasi BPOM dan izin edar resmi. "Sehingga, mereka mampu berkompetisi dengan produk dari industri besar atau bahkan brand dari luar negeri," ujar dia. 

Pada kesempatan sama, Leonard juga menyampaikan saat ini Smesco sedang membangun fasilitas cloud kitchen atau dapur bersama dengan teknologi retort. Hal ini dimaksudkan mengatasi kendala teknis yang dimiliki oleh UMKM dalam memenuhi standarisasi yg dibutuhkan BPOM.

Menanggapi hal tersebut, Plt Sekretaris Utama BPOM Rita Endang menegaskan, pihaknya mendukung penuh inovasi Smesco Indonesia dalam membangun Rumah Produksi Bersama bagi UMKM. "Inovasi ini diharapkan menjadi suatu solusi bagi UMKM," katanya.

Hanya saja Rita mengingatkan, sebelum membangun suatu Rumah Produksi Bersama, ada beberapa aspek yang harus dilihat. Mulai dari manajemennya, sarana yang ada, alat-alatnya, hingga aspek penyimpanannya. 

"Ada 68 item yang harus diperhatikan, dan ini juga sudah kami mulai. Sehingga, nantinya UMKM mempunyai sebuah lahan berusaha. BPOM sangat mendukung hal ini," ujar Rita.

Ia menyebutkan, berbagai upaya dilakukan BPOM, mulai dari pendampingan usaha kecil dari memiliki orangtua angkat, sudah dilakukan. "Kemudian, ekosistem yang kami bangun dari mulai kemudahan perizinan atau di pre market-nya untuk memperoleh izin edar dari BPOM," ujar dia.

Tak ketinggalan, UMKM bakal memperoleh cara produksi pangan olahan dan juga bagaimana selanjutnya ketika berproduksi harus diawasi. "Itu dikenal dengan post market. Ini juga kami lakukan pengawasan. Poin penting lainnya adalah ketika nanti kita mendampingi para UMKM untuk ekspor," kata Rita.

Sehingga, pada akhirnya akan memperoleh konsep bagaimana produk-produk UMKM (pangan, obat tradisional, kosmetik) ini betul-betul produk yang aman, bermutu untuk pangan, dan bergizi. "Saya berharap, perjanjian kerjasama ini dapat kita laksanakan dalam bentuk yang konkrit dukungan BPOM bagi UMKM binaan Smesco Indonesia," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler