Sidebar

Jejak Islam di Paraguay

Thursday, 08 Sep 2022 13:45 WIB
Muslim Latin (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Imigran Muslim berdatangan ke Paraguay dalam dua gelombang. Pertama pada 1872. Kedua pada 1960. Kedatangan mereka semakin meningkat pada 1980. Imigran pertama yang datang adalah orang-orang asal Suriah dan Le banon. Mereka sebagian besar adalah warga ke kaisaran Utsmani, sehingga sering disebut sebagai orang Turki.

Baca Juga


Ketika itu Muslim masih menjadi minoritas. Mereka berkumpul dalam komunitas kecil yang solid dan mudah saling mengenal. Mereka aktif mengadakan kegiatan-kegiatan kecil, seperti pengajian dan shalat Jumat berjamaah.

Soliditas terbangun dengan baik sehingga Muslim satu dan lainnya menjalin komunikasi yang sangat akrab. Sebagian mereka hidup di ibu kota Paraguay Asuncion dan kota lain Encarnacion.

Lambat laun pemerintah membatasi kedatangan imigran. Hanya imigran berprofesi sebagai petani, insinyur, dan profesional, yang diterima masuk ke Paraguay. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi pendatang yang hanya berprofesi sebagai pedagang.

Gelombang kedua imigran terjadi tahun 1960. Imigran ini kebanyakan menetap di Alto Parana, terutama di Ciudad del Este. Kebanyakan dari mereka berasal dari Lebanon, Suriah, Mesir dan Palestina.

Imigran kemudian mendirikan beberapa lembaga keagamaan, seperti pusat keislaman pada 1991. Sebanyak seratus orang tercatat sebagai anggota yang meramaikan pusat keislaman tersebut. Mereka aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat Muslim setempat.

Tahun 1988 pedagang Lebanon Hussein Taijen mendirikan pusat arab Islam Paraguay di Alto Parana. Masjid Nabi Muhammad tahun 1994 didirikan oleh Asosiasi Amal Alto Parana. Pada 1999 umat Islam di sana mendirikan pusat amal budaya Islam di kantor Asuncion dan Encarnacion. Lembaga ini kemudian aktif meramaikan aktivitas di Masjid Khalid al Walid dan Islamic World League.

Berita terkait

Berita Lainnya