Mahasiswa Lintas Jurusan, Rektor Unair: Peluang Masuk Kecil, Peluang DO Besar

Untuk melanjutkan studi, diperlukan pengetahuan dasar dan teknis tertentu.

Republika/Dadang Kurnia
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Mohammad Nasih
Rep: Dadang Kurnia Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kemendikbudristek baru saja melakukan transformasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) yang bakal diterapkan mulai 2023. Mulai tahun depan, tidak ada lagi tes mata pelajaran seperti sebelumnya.

Tidak ada pula pembedaan jurusan IPA dan IPS dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri, yang semakin membuka lebar peluang calon mahasiswa memilih jurusan lintas jalur. Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Mohammad Nasih, lantas memberikan tanggapan terkait peluang mahasiswa memilih lintas jurusan tersebut.

Menurutnya, peluang mahasiswa memilih lintas jurusan memang mungkin, tapi probabilitasnya sangat kecil. Karena untuk melanjutkan studi, diperlukan pengetahuan dasar dan teknis tertentu.



"Bahwa mereka-mereka yang lintas jurusan, karena untuk melanjutkan studi sesuai dengan minat mereka itu diperlakukan pengetahuan dasar dan teknis tertentu. Itu sangat menjadi pertimbangan," kata Nasih di Surabaya, Jumat (9/9/2022).

Ia memperingatkan orang tua calon mahasiswa untuk tidak memaksa anak didiknya mendaftar kuliah pada jurusan lintas jalur. Menurut Nasih, calon mahasiswa yang memilih jurusan lintas jalur peluang untuk bisa masuk sangat kecil.

Namun peluang untuk drop out (DO) justru besar. Karena besar kemungkinan mereka tidak bisa mengikuti mata pelajaran yang disajikan.

"Mereka yang lintas jurusan itu sepertinya peluang masuknya kecil. Tetapi ketika sudah masuk, peluang DO-nya menjadi sangat-sangat besar. Ini untuk warning aja bagi masyarakat," ujarnya.

Diungkapkan, ada sebuah contoh di salah satu perguruan tinggi negeri, di mana ada mahasiswa kedokteran yang dinyatakan lulus, padahal dia bukan berasal dari jurusan IPA. Ketika sudah diterima, lanjut Nasih, mahasiswa tersebut terpaksa harus DO karena tidak bisa mengikuti materi pembelajaran yang diberikan.

"Paling tidak untuk kuliah di semester-smester awal itu kuliah dasar bersamanya itu mencakup itu. Misal kedokteran di semester satu sudah harus ada mata kuliah Biokimia. Kalau mereka tidak punya bekal Biologi dan Kimia yang bagus, dipastikan mereka nggak bisa menuntaskan ini. Dan kalau ini gak tuntas dipastikan mereka gak bisa mengambil mata kuliah selanjutnya, karena itu menjadi dasar mata kuliah yang lain," ujar Nasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler