Mahasiswa Kembali Grudug DPRD Indramayu, Tolak Kenaikan BBM
Mereka mengecam kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM.
REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah diputuskan pemerintah, terus terjadi. Di Kabupaten Indramayu, ratusan mahasiswa kembali menggrudug gedung DPRD setempat untuk menyampaikan aspirasi tersebut, Jumat (9/9).
Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Indramayu itu berasal dari sejumlah kampus. Mereka membentangkan poster maupun spanduk yang berisi penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
Dalam orasinya, mereka mengecam kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Apalagi, dalam kondisi saat ini, dimana masyarakat sedang berusaha bangkit usai terpuruk akibat pandemi Covid-19.
‘’Apa tidak ada belas kasih dari pemerintah kepada rakyat?,’’ teriak mahasiswa.
Aksi ratusan mahasiswa itu mendapat pengawalan ketat dari anggota Polres Indramayu. Bahkan, mobil water canon pun disiagakan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Mahasiswa sempat memaksa masuk untuk bertemu dan menyampaikan aspirasi mereka kepada pimpinan DPRD Indramayu. Mereka terus menggoyang-goyang pintu gerbang DPRD hingga nyaris jebol.
Mahasiswa akhirnya berhasil melewati pintu gerbang tanpa membuatnya rusak. Meski berhasil melewati pintu gerbang DPRD, mereka langsung berhadapan dengan barikade polisi yang terlalu kokoh untuk mereka tembus.
Suasana sempat memanas karena mahasiswa terus berusaha untuk merangsek. Meski demikian, suasana tetap terkendali berkat kesabaran anggota kepolisian yang tidak terpancing. Polisi bahkan membagikan air mineral kepada para mahasiswa.
Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin, bersama para ketua fraksi, akhirnya keluar menemui pengunjuk rasa.
Di hadapan para wakil rakyat itu, mahasiswa menyatakan penolakan mereka terhadap kenaikan harga BBM. Pasalnya, kebijakan itu sangat merugikan masyarakat.
Selain menolak kenaikan harga BBM, mahasiswa juga menolak segala bentuk bantuan langsung tunai. Menurut mereka, bantuan tunai itu tidak tepat karena tidak semua masyarakat terdampak kenaikan harga BBM bisa merasakannya.
‘’BLT yang 600 ribu itu bukan solusi,’’ tukas seorang mahasiswa, Syahrul Renaldi.
Sementara itu, Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin menjelaskan, pihaknya menerima aspirasi tersebut. Pihaknya juga berjanji akan segera membuat skema untuk meringankan beban masyarakat.
‘’Kenaikan harga BBM bukan kewenangan kami, tetapi kami akan berupaya dengan segenap kewenangan DPRD untuk membuat skema peringatan dampak kenaikan harga BBM,’’ tukas Syaefudin.
Para mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan tertib menjelang waktu Magrib. Ruas Jalan Sudirman di depan gedung DPRD Indramayu yang sempat ditutup, kemudian dibuka kembali.