Benarkah Meninggal di Hari Jumat Ciri Husnul Khotimah?

Meninggal dalam keadaan husnul khotimah merupakan cita-cita setiap Muslim.

Republika/Thoudy Badai
Taburan bunga disalah satu makam di TPU khusus Covid-19 Rorotan, Jakarta Utara, Senin (2/5/2022). Benarkah Meninggal di Hari Jumat Ciri Husnul Khotimah?
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meninggal dalam keadaan husnul khotimah merupakan cita-cita setiap Muslim. Husnul khotimah berarti akhir yang baik, yang berarti meninggal dalam keadaan yang baik. Kebalikannya adalah khusnul khotimah atau akhir yang hina.

Baca Juga


Banyak yang menyebut salah satu ciri seseorang meninggal dalam keadaan husnul khotimah adalah wafat di hari Jumat. Benarkah demikian?

Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut mengenai keutamaan meninggal pada hari Jumat, terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ [رواه الترمذي]

Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat kecuali Allah akan melindunginya dari adzab kubur.” [Sunan at-Tirmidzi/vol. III/hadits ke 1074]

Secara lengkap sanad dari hadits ini adalah: at-Tirmidzi à Muhammad bin Basysyar à Abdurrahman bin Mahdi dan Abu Amir al-Aqadi à Hisyam bin Sa’ad à Sa’id bin Abi Hilal à Rabiah bin Saif à Abdullah bin Amr bin Ash.

Para ulama hadits berbeda pendapat tentang status hadits ini. Imam at-Tirmidzi (w. 360 H) sendiri yang meriwayatkan hadits ini dalam kitab Sunan at-Tirmidzi menilainya sebagai hadits gharib (karena diriwayatkan oleh satu orang saja) dan munqathi’ karena sanadnya tidak bersambung (laisa bi muttashil).

Menurutnya, tokoh yang bernama Rabiah bin Saif (w. 120 H) dari generasi tabiut tabiin yang meriwayatkan hadits ini tidak pernah bertemu dengan sahabat Nabi Abdullah bin Amr bin Ash (w. 63 H), sehingga ada satu perawi dari tingkatan tabiin yang hilang. Status gharib yang diberikan oleh at-Tirmidzi ini kemudian diteruskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H) seorang ulama hadits yang meninggal di Mesir dengan label dhaif dalam kitabnya Fathul-Bari (vol. IV/hal. 467).

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Waketum PP Persis) KH Jeje Zaenuddin mengatakan hari Jumat merupakan hari terbaik dalam satu pekan yang Allah pilih sebagai hari ibadah utama pekanan. Terlebih, jika Muslim meninggal dalam keadaan melaksanakan ibadah. Itu menjadi poin utama dan indikasi pada akhir hayat yang baik, yaitu husnul khotimah.

KH Jeje mengatakan, tidak ada amalan khusus untuk meraih kematian husnul khotimah pada Jumat. Sebab, husnul khotimah tidak harus meninggal pada hari Jumat. Dia mencontohkan Nabi Muhammad wafat bukan pada hari Jumat.

“Rasulullah wafat bukan hari Jumat, melainkan hari Senin. Husnul khotimah bukan ditentukan meninggal hari apa, tetapi meninggal sedang dalam keadaan apa. Setiap yang meninggal dalam keadaan amal sholeh, itu tanda husnul khotimah,” katanya.

Pendakwah ternama Mesir Amr Mohamed Helmi Khaled atau lebih dikenal dengan Amr Khaled mengatakan Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Karena sifat Kasih-Nya, Allah SWT memperingatkan manusia:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran:102).

Menurutnya, solusi agar meninggal dalam ketaatan adalah menjalani hidup dengan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena jika hidup dengan iman, maka akan mati juga dengannya. 

"Jika dia hidup dengan Islam dan iman, dia akan mati karenanya. Jadi dia harus hidup dengan itu," katanya dilansir dari Masrawy, Selasa (26/7/2022).

Dia lalu menekankan beberapa hal bisa diamalkan agar bisa mencapai husnul khotimah, yakni beriman kepada Allah SWT, menjaga iman dan amalnya secara berkelanjutan dan berdoa kepada Allah doa berikut:

يا مقلب القلوب والأبصار ثبت قلبي على دينك

Latin: Ya muqollibal qulub wal absor, tsabbit qolbi 'ala diinika

Artinya: "Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati dan pandangan, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu." 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler