Sering Dikira Lagi Pakai Narkoba, Lewis Capaldi Ternyata Idap Sindrom Ini

Lewis Capaldi mengumumkan diagnosis sindrom Tourette pada awal bulan ini.

EPA-EFE/HELLE ARENSBAK DENMARK OUT
Penyanyi-penulis lagu Skotlandia Lewis Capaldi di panggung Festival Northside di Aarhus, Denmark, 3 Juni 2022. Awal September ini, Capaldi mengumumkan dia mengidap sindrom Tourette yang membuatnya sering mengangkat bahu secara tiba-tiba hingga dikira sedang memakai narkoba.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi-penulis lagu Lewis Capaldi menyatakan diagnosis kesehatannya telah membuka matanya alih-alih menjadi khawatir tentang sindrom Tourette. Dalam program acara di ITV, Capaldi bercanda bahwa dia telah menjadi "duta besar" untuk sindrom Tourette sejak mengumumkannya ke publik pada awal bulan ini.

Pada awal bulan ini, Capaldi mengungkapkan bahwa dia menerima perawatan Botox di bahunya untuk membantu mengendalikan tic-nya. Diagnosis sindrom Tourette sangat masuk akal baginya.

Baca Juga


"Saya adalah individu yang cukup gelisah, banyak orang mengira saya menggunakan narkoba ketika mereka bertemu dengan saya," kata pelantun "Someone You Loved" itu, dilansir Express, Kamis (15/9/2022).

Awalnya, Capaldi sempat berpikir dirinya sedang sekarat. Dia mengaku hipokondria, yakni keyakinan mengidap penyakit parah namun tidak terdiagnosis.

"Jadi saya pikir saya menderita penyakit degeneratif. Tapi ternyata tidak, jadi kabar baik," ujar penyanyi berusia 25 tahun itu.

Setelah mengungkapkan penyakitnya, Capaldi mengatakan publik memberinya kekuatan, bahkan menyebutnya sebagai orang yang hebat. Capaldi menekankan bahwa sangat menyenangkan mengetahui dia tidak begitu "terisolasi" dalam menghadapi masalah kesehatannya.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kondisi kesehatan yang mendera Capaldi? NHS menjelaskan sindrom Tourette adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengeluarkan suara atau melakukan gerakan yang tidak disengaja yang disebut tic. Orang yang didiagnosis dengan Tourette mungkin memiliki gangguan obsesif kompulsif (OCD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), atau kesulitan belajar.

Tic adalah "gejala utama" Tourette, yang biasanya pertama kali terjadi pada masa kanak-kanak. Tic fisik dapat mencakup, berkedip, mata bergulir, meringis, mengangkat bahu, menyentak kepala atau anggota badan, melompat, memutar-mutar, atau menyentuh benda dan orang lain.

Tic vokal dapat mencakup mendengkur, merasa harus membersihkan tenggorokan, bersiul, batuk, mengklik lidah, menirukan suara binatang, mengucapkan kata dan frasa secara acak, maupun mengulangi bunyi, kata, atau frasa, dan sumpah serapah. Tic dapat memburuk selama periode stres, kecemasan, atau kelelahan.

"Kebanyakan orang dengan sindrom Tourette mengalami dorongan kuat sebelum tic," kata NHS.

Beberapa orang mampu mengendalikan tic mereka untuk sementara waktu, yang membutuhkan konsentrasi. Mengontrol tic bisa melelahkan, tetapi gejala itu bisa kurang terlihat selama aktivitas konsentrasi tinggi, seperti membaca buku yang menarik atau bermain olahraga.

Terapi perilaku dapat membantu seseorang dengan Tourette, misalnya, terlibat dalam pelatihan pembalikan kebiasaan. "Pendekatan ini melibatkan mengatasi perasaan yang memicu tic; tahap selanjutnya adalah menemukan cara alternatif yang kurang terlihat untuk menghilangkan dorongan untuk tic," ujar NHS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler