Studi Temukan Tes Darah Bisa Deteksi Kanker Sebelum Muncul Gejala
Tes darah sederhana temukan beberapa jenis kanker sebelum gejala berkembang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menemukan tes darah sederhana dapat menemukan beberapa jenis kanker pada pasien sebelum mereka mengembangkan gejala yang jelas. Studi Pathfinder melakukan tes darah kepada lebih dari 6.600 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Studi juga mendeteksi lusinan kasus penyakit baru.
Banyak kanker berada pada tahap awal dan hampir tiga perempatnya adalah bentuk yang tidak diperiksa secara rutin. Ini adalah pertama kalinya hasil dari tes Galleri, yang mencari DNA kanker dalam darah, telah dikembalikan ke pasien dan dokter mereka. Hal ini berguna untuk memandu penyelidikan kanker dan perawatan yang diperlukan.
Tes Galleri telah digambarkan sebagai "pengubah permainan" potensial oleh National Health Services (NHS) England, yang akan melaporkan hasil dari percobaan besar yang melibatkan 165 ribu orang tahun depan. Dokter berharap tes ini akan menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi kanker cukup dini agar operasi dan pengobatan menjadi lebih efektif, tetapi teknologinya masih dalam pengembangan.
“Saya pikir apa yang menarik dari paradigma dan konsep baru ini adalah bahwa banyak di antaranya adalah kanker yang tidak memiliki skrining standar,” ujar Dr Deb Schrag, peneliti senior dalam studi di Pusat Kanker Memorial Sloan Kettering di New York, seperti dilansir dari laman The Guardian, Sabtu (17/9/2022).
Dalam studi Pathfinder, 6.621 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas melakukan tes darah Galleri. Untuk 6.529 sukarelawan, tesnya negatif, tetapi menandai potensi kanker di 92.
Tes lebih lanjut mengkonfirmasi tumor padat atau kanker darah pada 35 orang, atau 1,4 persen dari kelompok studi. Tes tersebut menemukan dua kanker pada seorang wanita yang memiliki tumor payudara dan endometrium.
Selain melihat adanya penyakit, tes ini memprediksi di mana kanker itu berada, memungkinkan dokter untuk melacak dengan cepat pekerjaan tindak lanjut yang diperlukan untuk menemukan dan mengkonfirmasi kanker.
"Sinyal asal sangat membantu dalam mengarahkan jenis pekerjaan. Ketika tes darahnya positif, biasanya butuh waktu kurang dari tiga bulan untuk menyelesaikan pemeriksaan," ujar Schrag.
Tes tersebut mengidentifikasi 19 tumor padat di jaringan seperti payudara, hati, paru-paru dan usus besar. Tes juga menemukan kanker ovarium dan pankreas, yang biasanya terdeteksi pada tahap akhir dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang buruk.
Kasus lainnya adalah kanker darah. Dari total 36 kanker yang terdeteksi, 14 adalah stadium awal dan 26 adalah bentuk penyakit yang tidak diperiksa secara rutin.
Analisis lebih lanjut menemukan tes darah negatif untuk 99,1 persen dari mereka yang bebas kanker, yang berarti hanya sebagian kecil orang sehat yang salah menerima hasil positif. Sekitar 38 persen dari mereka yang dites positif ternyata mengidap kanker. Schrag mengatakan, tes itu belum siap untuk skrining di seluruh populasi dan bahwa orang harus melanjutkan dengan skrining kanker standar sementara teknologinya ditingkatkan.
"Tapi ini masih menunjukkan sekilas tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan dengan pendekatan yang sangat berbeda untuk skrining kanker," ujarnya.
Hasil uji coba Pathfinder memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang seberapa sering kanker ditemukan dengan tes darah ini pada orang yang belum pernah didiagnosis sebelumnya.