Sembilan Warga Badui Meninggal Akibat Suspek Campak dan Tb

Sembilan warga Badui di pedalaman Lebak meninggal karena suspek campak dan Tb

Republika/Alkhaledi Kurnialam
Suasana pagi Urang Kanekes atau Suku Badui di Pagi hari di Desa Kanekes, Lebak, Banten. Sembilan warga Badui di pedalaman Lebak meninggal karena suspek campak dan Tb. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK - Sembilan warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meninggal dunia akibat suspek campak dan tuberkulosis (Tb) sejak satu bulan terakhir.

Baca Juga


"Kesembilan warga Badui yang meninggal dunia itu antara lain tujuh orang suspek campak dan dua orang terputus minum obat Tb," kata Koordinator Relawan Sahabat Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat saat mengunjungi permukiman masyarakat Badui di Kabupaten Lebak, Selasa (20/9/2022).

Menyikapi kasus kematian masyarakat Badui di Kabupaten Lebak, SRI melakukan pelacakan kasus terhadap orang yang kontak erat dengan penderita. Pelacakan kasus campak dilakukan dengan menyisir ke kampung-kampung Badui secara door to door atau rumah ke rumah.

Tim medis SRI pada hari pertama menjangkau 56 warga di Kampung Batubelah dan Cisadane untuk diberikan vitamin A bagi anak-anak guna mencegah campak. Selain itu juga pemeriksaan kesehatan, termasuk ibu hamil untuk mencegah virus rubella bagi ibu hamil.

Tim medis SRI juga menyalurkan bantuan susu dan biskuit untuk malnutrisi atau penderita gizi buruk dan melakukan pemeriksaan dahak untuk mengetahui positif Tb dan jika positif diwajibkan minum obat selama enam bulan. "Kami menargetkan sepekan ke depan bisa melakukan pelacakan di sembilan kampung Badui dan sampai malam hari," katanya menjelaskan.

Arif mengatakan berdasarkan hasil pengambilan sampel darah yang dilakukan SRI bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pekan lalu, ada enam warga positif campak. Untuk mencegah perluasan penyebaran campak tersebut, SRI membuka posko pelayanan kesehatan dan melibatkan dokter, bidan, dan perawat.

Posko tersebut dipusatkan di Cijahe atau perbatasan dengan kawasan permukiman Badui. "Kami membuka posko dan pelacakan untuk mencegah kasus campak dan Tb," katanya.

Seorang tokoh Badui di Kampung Cisadane, Kemi (50), mengaku pada prinsipnya masyarakat Badui sangat mendukung kehadiran SRI untuk membantu pengobatan dan kesehatan. "Kami menghaturkan terima kasih karena dilakukan pemeriksaan kesehatan juga pemberian obat gatal-gatal oleh SRI," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler