Latihan Pernapasan Bisa Turunkan Tekanan Darah, Prinsipnya Mirip Kuatkan Otot Pakai Dumbel
Latihan pernapasan high-resistance bisa bantu turunkan tekanan darah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Latihan kekuatan tak hanya untuk bisep. Ini juga dapat memberikan dukungan untuk otot-otot yang membantu kita bernapas dan menurunkan tekanan darah.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Applied Physiology, latihan kekuatan otot pernapasan alias inspiratory muscle strength training (IMST) high-resistance setiap hari menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata sembilan milimeter merkuri. Latihan ini dilakukan rutin selama enam pekan.
"Kami menemukan bahwa latihan kekuatan otot pernapasan high-resistance melalui perangkat genggam, yang terdiri dari 30 inhalasi yang ditahan per hari, menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 9 mmHg," ujar penulis utama, dr Daniel Harrison Craighead, seperti dilansir laman Fox News, Senin (26/9/2022).
Menurut pria yang juga menjabat sebagai asisten profesor penelitian fisiologi integratif di University of Colorado Boulder itu, otot melemah seiring waktu. Latihan kekuatan sering digunakan untuk menjaga otot-otot tubuh tetap sehat.
Craighead ingin menerapkan konsep yang sama pada otot-otot yang membantu kita menarik napas, seperti diafragma. Bersama dengan peneliti lain, ia merekrut sukarelawan sehat berusia 18 sampai 82 tahun untuk menggunakan alat yang disebut PowerBreathe, yang memberikan pelatihan ketahanan untuk otot-otot yang membantu menarik napas. Alat semacam ini sudah ada di pasaran.
Peserta penelitian diminta untuk menggunakan perangkat selama lima menit sehari selama enam pekan. Menurut situs web PowerBreathe, ini sering disebut sebagai halter untuk diafragma Anda karena menciptakan resistensi saat kita menarik napas.
"Sama seperti Anda akan menggunakan dumbel yang lebih berat saat kekuatan bisep Anda meningkat, Anda dapat meningkatkan resistensi pada perangkat pernapasan saat kekuatan pernapasan Anda meningkat," demikian keterangan situs web tersebut.
Studi baru menemukan bahwa melakukan 30 latihan pernapasan per hari selama enam pekan menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 9 milimeter merkuri. Ini serupa dengan pengurangan yang dicapai oleh latihan aerobik konvensional seperti berjalan, berlari, atau bersepeda.
"Selain itu, protokol hanya membutuhkan waktu lima sampai 10 menit per hari, jadi kami berharap akan mudah bagi orang untuk mematuhinya," ujar Craighead.
Ini dapat dengan mudah dilakukan sambil melakukan hal-hal seperti menonton TV atau menunggu kopi Anda terseduh. "Pelatihan pernapasan, seperti yang dilakukan dalam studi baru ini dapat membantu memperkuat otot-otot yang terlibat dengan pernapasan dan juga menurunkan tekanan darah," ujar Bhatt.
Meskipun sepertinya ini pendekatan yang aman, studi lebih lanjut diperlukan guna menentukan seberapa efektif teknik itu dan siapa kandidat yang ideal untuk melakukannya. Orang yang sedang menjalani pengobatan tekanan darah tinggi,sebaiknya tidak menghentikan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
"Saya tidak berpikir itu akan menjadi perbaikan ajaib dengan sendirinya," ujar Craighead dari University of Colorado Boulder.
Penurunan tekanan darah sistolik tidak akan cukup untuk sepenuhnya mengontrol tekanan darah pada orang yang bukan pengidap hipertensi ringan. "Namun, sejauh ini kami telah melihat bahwa itu efektif pada orang yang sudah menggunakan obat antihipertensi. Jadi ini bisa menjadi terapi 'tambahan' yang bagus untuk obat-obatan."
Bagaimana cara kerja latihan pernapasan?
Sel-sel endotel menutupi lapisan pembuluh darah. Pada gilirannya, sel ini membantu menghasilkan senyawa kunci yang melindungi jantung yang disebut oksida nitrat, menurut Cleveland Clinic.
Oksida nitrat memperlebar pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah yang sehat. Studi ini menemukan bahwa enam pekan latihan kekuatan otot pernapasan meningkatkan fungsi endotel sekitar 45 persen.