Pengkhianatan Itu Menyakitkan
IHRAM.CO.ID,OLEH HASAN BASRI TANJUNG
Sekitar 622 M, Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah al- Munawwarah. Kemudian, beliau membangun kesepakatan antara berbagai elemen masyarakat yang beragam suku dan agama. Hal ini dilakukan untuk merekatkan ikatan sosial dan ukhuwah Islamiyah dalam menghadapi musuh, terutama kafir Quraisy Makkah.
Selain dua suku besar, yakni Aus dan Khazraj yang telah memeluk Islam, ada pula kaum Yahudi yakni Quraidzhah, an- Nadhir dan Qainuqa' serta kaum musyrikin lainnya. Kesepakatan tersebut kemudian dikenal sebagai Piagam Madinah.Pada tahun kelima Hijriyah, terjadi Perang Ahzab dan Bani Quraidzah melanggar perjanjian, yakni mereka akan membela Madinah jika diserang musuh dan tidak akan membantu kaum musyrik Makkah (M Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW hal 765).
Kabar pengkhiatan pun sampai ke telinga Nabi SAW saat situasi genting mengha dapi pasukan sekutu yang dipimpin kafir Quraisy. Kemudian beliau mengirim Zubair Bin Awwam dan Sa'ad Bin Muadz untuk menyelidiki dan berpesan, Kalau itu benar, jangan sampai orang lain tahu, cukup memberi isyarat kepadaku. Tetapi kalau tidak benar, maka umumkanlah biar semua orang tahu. Ternyata, benar adanya dan beliau sangat kecewa mendengarnya. Apalagi, permukiman mereka berada di perbukitan yang setiap saat bisa menyerang dari belakang (QS al-Ahzab [33]:10-11).
Muhammad Husain Haikal dalam buku Sejarah Hidup Muhammad menegaskan bahwa atas perbuatannya, Bani Quraidzah harus dibasmi. Lalu, Ali diberangkatkan lebih dahulu. Sungguh pun pihak Muslimin sudah begitu payah akibat serangan Quraisy, tetapi mereka segera bergegas ke medan perang lagi. Setelah penge pungan dilakukan selama 25 ma lam, Bani Quraidzah pun menyerah. Mereka dijatuhi hukuman berat, yakni lelaki dewasa dibunuh, perempuan dijadikan hamba sahaya dan harta benda dibagikan.
Pengkhianatan adalah sifat kemunafikan yang paling berbahaya, apalagi dilakukan secara terorganisasi oleh orang-orang yang ambisi kekuasaan.Empat hal bila ada pada diri seseorang, maka dia adalah seorang munafik tulen.Dan, siapa saja yang terdapat satu sifat dari empat hal tersebut, maka pada dirinya terdapat sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanah ia khianat, jika bicara ia dusta, jika berjanji ia ingkari, dan jika berseteru ia curang (HR Bukhari). Dan, orang-orang munafik dan kafir itu akan dimasukkan ke dalam neraka selamanya (QS at-Taubah [9]: 68).
Negeri kita pun pernah dikhianati Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mengganti Pancasila menjadi komunis.Oleh karena intisari Pancasila adalah ketuhanan Yang Maha Esa (tauhid), maka komunis sangat benci terhadap Islam.Itulah sebabnya, ribuan ulama, kiai, santri, dan umat Islam dibunuh secara biadab.Puncaknya pada 30 September 1965, para Jenderal TNI AD menjadi korban kebengisan manusia tak bertuhan itu.
Jangan sekali-kali melupakan sejarah, sebab ia akan terulang kembali dalam bentuk yang berbeda. Hari ini, tepat 30 September 2022 mengingatkan kita akan peristiwa kelam 57 tahun lalu. Untuk sebuah pengkhianatan, kita boleh memaafkan, tapi tidak boleh melupakan.Allahu a'lam bish-shwab.