Sidebar

BPBD DKI Bina 243 Sekolah Aman Bencana

Monday, 03 Oct 2022 20:20 WIB
Delegasi menyaksikan siswa melakukan simulasi evakuasi bencana gempa bumi saat kunjungan lapangan dalam rangkaian Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di SMP Negeri 3 Kuta Selatan, Tanjung Benoa, Badung, Bali, Sabtu (28/5/2022). Kegiatan tersebut dirancang untuk memperkenalkan sekolah siaga berncana dan keragaman budaya Indonesia kepada para delegasi GPDRR.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta membina sedikitnya 243 sekolah/madrasah aman bencana di Ibu Kota untuk mendukung kesiapsiagaan menanggulangi bencana.

Baca Juga


"Sekolah tersebut merupakan prioritas di daerah rawan bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Sebanyak 243 sekolah tersebut adalah gabungan sekolah, madrasah dan Sekolah Luar Biasa (SLB) berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan DKI dan Kantor Wilayah Kementerian Agama.

Sedangkan, BPBD DKI mencatat total jumlah sekolah di Jakarta mencapai sekitar 5.500 unit dan sekitar 1.600 madrasah. Pihaknya mendahulukan program sekolah aman bencana di 243 unit tersebut karena berada di daerah rawan bencana.

Meski demikian, pihaknya sudah melakukan edukasi kepada sekitar 5.000 kepala sekolah. "Memang belum mencapai semua sekolah tapi kami prioritaskan sekolah di kelurahan yang rawan banjir, kebakaran. Nanti sambil berjalan akan dilakukan terus," ucapnya.

Program sekolah/madrasah aman bencana tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 187 tahun 2016 yang diterbitkan Gubernur DKI saat itu yaitu Basuki Tjahaja Purnama.

Dalam Pergub itu dijelaskan BPBD DKI salah satunya menyediakan sarana dan prasarana keselamatan sekolah/madrasah aman dari bencana. Sementara itu, indikator pelaksanaan program itu di antaranya adanya penetapan peta ancaman bencana sekolah oleh kepala sekolah, prosedur tetap penanggulangan bencana dan ditetapkan rencana aksi sekolah.

Kemudian, ada tim siaga bencana, diajarkanmodul penanggulangan bencana banjir, kebakaran, gempa bumi, angin topan bagi pelajar hingga tenaga pengajar yang membimbing program tersebut.

Selain itu, tersedianya sarana dan prasarana yakni alat pemadam api ringan, pelampung, tali tambang, rambu kebencanaan, alat pertolongan pertama dan sirene.

Tak hanya itu, juga mencakup simulasi penanganan bencana di sekolah minimal satu tahun sekali, evaluasi dan sosialisasi.

Berita terkait

Berita Lainnya