Gareth Southgate Tegaskan Ingin Bertahan Latih Inggris Usai Piala Dunia 2022
Penampilan Inggris tak memuaskan pada UEFA Nations League.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gareth Southgate mengabaikan saran sebagian pihak untuk meninggalkan kursi pelatih Inggris setelah Piala Dunia akhir tahun ini. Tekanan kepada Southgate muncul setelah serangkaian penampilan tak meyakinkan Inggris di UEFA Nations League.
Piala Dunia 2022 Qatar akan menjadi turnamen besar ketiga Southgate sebagai manajer, setelah membawa the Three Lions ke empat besar pada Piala dunia 2018 dan finalis di Euro 2020. Namun ada seruan agar mantan bek itu mundur di tengah hasil yang menyedihkan. Inggris telah gagal memenangkan enam pertandingan terakhir mereka di Liga A dan harus terdegradasi ke Liga B UEFA Nations League.
Beberapa tekanan itu mereda pekan lalu ketika tim Southgate menampilkan performa yang jauh lebih baik saat bermain imbang 3-3 dengan Jerman di Wembley. Itu adalah pertandingan terakhir sebelum perjuangan mereka untuk mengakhiri 56 tahun luka dimulai di Doha pada 21 November.
Kontrak pelatih berusia 52 tahun saat ini tidak akan berakhir hingga 2026, tetapi muncul klaim yang menunjukkan bahwa dia bisa mundur, terlepas dari kinerja Inggris di Teluk nanti. Sementara Southgate mengakui bahwa kontrak tidak akan berarti apa-apa jika mereka gagal, dia berharap untuk tetap menjabat selama bertahun-tahun yang akan datang.
Berbicara setelah dilantik ke dalam Hall of Fame legenda sepak bola, ia mengakui berencana untuk berada di kursi pelatih Inggris dalam beberapa tahun ke depan.
“Bagian dari perjalanan saya sebagai pemain dan manajer Inggris mungkin menjadi sorotan terbesar dan kehormatan terbesar bagi saya,” jelasnya. “Saya berharap ini bukan akhir dari itu… Saya berharap ada beberapa tahun lagi ke depan."
Ia mengaku masih banyak yang harus diperbaiki dan semoga bisa melakukannya pada masa mendatang. "Namun, tentu saja, ada banyak hal dalam beberapa bulan ke depan yang ingin kami capai sebagai permulaan. Di luar itu, saya berasumsi hidup akan terus berlanjut dan ada banyak tantangan di depan,” kata dia menjelaskan.
“Saya tahu pada akhirnya saya akan diadili berdasarkan apa yang terjadi di Piala Dunia. Kontrak tidak relevan dalam sepak bola karena manajer dapat memiliki kontrak tiga, empat, lima tahun dan Anda menerima bahwa jika hasilnya tidak cukup baik, inilah saatnya untuk berpisah. Mengapa saya menjadi berbeda? Saya tidak cukup arogan untuk berpikir bahwa kontrak saya akan melindungi saya dengan cara apa pun.”
Ia mengaku realistis tentang itu bahwa ia akan dinilai berdasarkan apa dilakukan Inggris di Qatar. Namun, ia mengaku sangat senang dinilai dengan cara itu.
"Sejarah adalah sejarah dan Anda dinilai pada pertandingan berikutnya dan turnamen berikutnya," kata dia menegaskan