Korsel dan AS Memulai Latihan Maritim Bersama
Latihan gabungan itu dilakukan usai Korea Utara meluncurkan sepasang rudal balistik.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan maritim bersama pada Jumat (7/10/2022). Latihan gabungan akan berlangsung di perairan lepas pantai timur Korea Selatan pada 7-8 Oktober.
Latihan gabungan itu dilakukan setelah Korea Utara meluncurkan sepasang rudal balistik, dan menerbangkan pesawat tempur di dekat perbatasan Korea Selatan pada Kamis (6/10/2022). Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, AS dan Korea Selatan akan memperkuat kemampuan serta kesiapan untuk menghadapi provokasi Korea Utara.
“Kami akan terus memperkuat kemampuan operasional dan kesiapan kami untuk menanggapi setiap provokasi dari Korea Utara melalui latihan bersama dengan USS Ronald Reagan Carrier Strike Group,” kata pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Pejabat senior pertahanan Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Jumat membahas perkembangan terbaru terkait peluncuran rudal Korea Utara. Komandan Komando Indo-Pasifik AS, John Aquilino bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-sup. Dalam pertemuan itu, Aquilino mengatakan, provokasi Korea Utara secara serius mengancam keamanan kawasan. Dia menekankan, pasukannya akan secara aktif mendukung upaya untuk mencegah dan menanggapi ancaman Korea Utara.
Lee juga mengadakan pertemuan dengan pejabat senior untuk mengevaluasi sistem pertahanan "tiga sumbu" Korea Selatan yang dirancang untuk melawan ancaman militer Korea Utara. Termasuk rencana perang yang menyerukan serangan awal jika diperlukan.
“Dia menekankan perlunya menyampaikan pesan yang jelas bahwa pengembangan nuklir dan rudal hanya akan menciptakan situasi yang lebih sulit bagi Korea Utara,” kata pernyataan Kementerian Pertahanan.
Pada Kamis, Korea Utara mengutuk Amerika Serikat karena memposisikan kapal induk di dekat semenanjung Korea. Pyongyang mengatakan, langkah AS itu merupakan ancaman serius bagi stabilitas kawasan.Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga mengkritik Washington karena mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa atas peluncuran tersebut. Korea Utara mengatakan, peluncuran itu adalah "tindakan balasan yang adil" terhadap latihan bersama AS-Korea Selatan.