Turunkan Stunting, Kemenag Targetkan 2 Juta Pasang Catin Ikuti Bimbingan Perkawinan
Seluruh Catin harus mendapatkan Bimwin yang salah satu materinya tentang stunting
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menargetkan 2 juta pasang Calon Pengantin (Catin) mengikuti Bimbingan Perkawinan (Bimwin) di KUA. Hal ini disampaikan Dirjen dalam Halaqah Nasional Pelibatan Penyuluh, Da'i, dan Da'iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
"Kami mewajibkan seluruh Catin harus mengikuti Bimwin. Beberapa waktu lalu Bimwin hanya bisa menjangkau 300.000 dari 2.000.000 pasang Catin setiap tahun. Ke depan, semua Catin harus mengikuti Bimwin di KUA," ungkap Dirjen
Dalam Bimwin, Catin mendapatkan wawasan keagamaan, kesehatan, dan keuangan dalam menggapai keluarga sakinah. Di dalam Bimwin, imbuh Dirjen, sudah dan akan terus disampaikan pula wawasan seputar pencegahan stunting.
"Seluruh Catin harus mendapatkan Bimwin yang salah satu materinya tentang wawasan stunting dan bagaimana pencegahannya. Sebanyak 2.000.000 pasangan yang akan menikah setiap tahunnya, insyaallah semuanya akan mendapatkan informasi stunting melalui Bimwin. Kita mulai dari sini karena mereka yang akan melahirkan generasi penerus," sambung Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar ini.
Dalam menyukseskan langkah tersebut, Dirjen menegaskan pentingnya sinergi antara Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Menurutnya, sinergi dan kolaborasi merupakan strategi yang harus terus dikuatkan.
"Bimwin Catin merupakan instrumen yang sangat efektif dalam meningkatkan wawasan Catin tentang cara menciptakan keluarga sehat dan bahagia, tentang menjadi bapak, ibu, suami, istri, dan orang tua yang baik," pungkas pria yang merupakan Ketua Umum Majelis Dai Kebangsaan ini.
Halaqah Nasional ini dihadiri Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dan Kepala BKKN, Hasto Wardoyo. Selain Dirjen Bimas Islam Kemenag, hadir para narasumber dari Sekretariat Wakil Presiden, Kemenkes, MUI, dan UIN Sunan Ampel Surabaya.