TGIPF: Pintu 12 dan 13 Stadion Kanjuruhan Tertutup Saat Tragedi Terjadi
TIGPF terus mengumpulkan data-data terkait peristiwa tertutupnya pintu 12 dan 13.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TIGPF), Letjen TNI (Purn) Doni Monardo menemukan pintu 12 dan 13 Stadion Kanjuruhan memang tertutup saat tragedi terjadi pada Sabtu akhir pekan lalu. Hal ini diungkapkan Doni setelah meninjau Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (7/10/2022).
Menurut Doni, TIGPF akan terus mengumpulkan data-data terkait peristiwa tertutupnya pintu 12 dan 13. "Kemudian akan segera memanggil para pihak yang berada serta bertanggung jawab untuk mengamankan pintu tersebut," ucap Doni.
Di sisi lain, Doni mengaku masih belum bisa bertemu dengan petugas yang menjaga pintu tersebut. Sebab itu, timnya perlu waktu untuk mendapatkan informasi dari panitia yang terlibat dalam pengamanan pintu.
Menurut dia, pengumpulan informasi dari petugas tersebut menjadi poin yang sangat krusial. Pasalnya, dia bisa mengetahui mana pintu yang terbuka dan tertutup. "Apakah semua terbuka, atau semua tertutup. Karena secara SOP 10 menit sebelum laga berakhir, pintu seharusnya sudah dibuka," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengungkapkan, terdapat 11 personel kepolisian yang turut menembakkan gas air mata kepada penonton. Gas tersebut ditunjukkan sebanyak tujuh kali ke tribun selatan, satu tembakan ke tribun utara dan satu lainnya ke arah lapangan.
Situasi tersebut menyebabkan penonton yang berada di tribun panik dan merasa pedih. Di satu sisi, kata Sigit, tembakan itu dilakukan untuk mencegah penonton turun ke lapangan.
Penonton yang berusaha keluar di pintu 3, 10, 11, 14 sedikit mengalami kendala. Untuk diketahui, pintu-pintu stadion seharusnya dibuka sekitar lima menit sebelum pertandingan berakhir. Namun, kata Sigit, saat itu pintu dibuka tidak sepenuhnya sehingga terjadi penumpukan.
Berdasarkan aturan yang berlaku, steward seharusnya harus tetap berada di pintu selama ada penonton di stadion. Namun penutupan pintu tersebut mengakibatkan penonton sulit keluar ataupun menjadi terhambat. Apalagi dilewati penonton dalam jumlah banyak sehingga terjadi desak-desakan yang menyebabkan sumbatan di pintu- pintu tersebut.
"Dari situlah banyak muncul korban. Korban yang mengalami patah tulang, trauma kepala dan juga yang sebagian besar meninggal mengalami asfiksia," jelasnya.