PSI Tegaskan Suprapti Penjual Dawet di Kanjuruhan Bukan Lagi Kadernya
Ibu yang mengaku penjual dawet, yang memfitnah Aremania meminta maaf atas rekamannya.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Kabupaten Malang memberikan klarifikasi terkait ibu penjual dawet yang disebut merupakankader partainya. Suprapti Fauzi tercatat sebagai wakil ketua DPD PSI Kabupaten Malang.
Dia kendapatan yang membuat rekaman palsu dan mengaku sebagai penjual dawet di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Dalam rekaman yang viral, Suprapti menuding suporter Arema yang membuat ricuh, bukan polisi dalam insiden yang menewaskan ratusan orang itu.
Ketua DPD PSI Kabupaten Malang, Yosea Suryo Widodo menegaskan, ibu penjual dawet itu sudah lama bukan pengurus PSI. Yosea menyebutkan, Suprapti sudah keluar dari partai sejak 22 Juni 2020. "Kami sedang mengecek di sistem keanggotaan PSI. Jika benar masih tercatat, kami segera pecat," ucap Yosea saat dikonfirmasi Republika di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (12/10/2022) malam WIB.
Sejak awal, Yosea menegaskan, pihaknya mendukung pengusutan tuntas hilangnya ratusan nyawa dalam tragedi Kanjuruhan. Kemudian, PSI juga mendorong kepolisian mengusut pihak yang bertanggung jawab agar diberi sanksi.
Beredar video permintaan maaf yang dilakukan seorang ibu pembuat rekaman kepada keluarga Nawi Curva Nord. Ibu yang diketahui sebagai Suprapti Fauzi tersebut ternyata menjabat Wakil Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Malang.
"Saya Bu Prapti meminta maaf, berhubung dengan voice note yang beredar kemarin saya tidak ada tujuan apa pun untuk menjelekkan. Demi Allah saya lillahi ta'ala, meminta maaf kepada panjenengan, maaf bila ada kata saya yang salah ya Mbak," ujar Suprapti sambi menangis.
"Karena bukan tujuan saya untuk mencemarkan nama baik Mas, ya Mbak, tolong dimaafkan, dan tolong dimaafkan untuk Mas-masnya, mohon dimaafkan, karena tidak ada tujuan saya untuk menjelekkan siapa pun di sini, ya Mas, Mbak, terima kasih jika panjenengan bisa menerima permohonan maaf ini," kata Suprapti dalam video yang diunggah di akun Twitter @AremaniaCulture dikutip Republika di Jakarta, Rabu.
Sosok Suprapti menjadi buruan Aremania, lantaran viral pengakuannya sebagai penjual dawet di dekat pintu 13 Stadion Kanjuruhan saat insiden terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Video pengakuannya yang menyalahkan suporter dan membela polisi menyebar di berbagai grup Whatsapp dan media sosial.
Setelah ditelisik, ternyata penjual dawet itu tidak ada di lokasi. Pun tidak ada penjual dawet di Stadion Kanjuruhan. Dari rekaman suara, Suprapti menyebutkan, banyaknya kematian dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan dipicu aksi desak-desakan Aremania. Dia juga menganggap, tembakan gas air mata yang dilakukan polisi ke suporter tidak banyak.
Suprapti bahkan menuding, Aremania sendiri sebagai penyebab banyaknya korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. "Kalau gas air mata gak terlalu, tapi karena uyel-uyelan dan desak-desakannya itu," kata Suprapti yang mengaku membuka lapak dawet di sekitar Pintu 3 Stadion Kanjuruhan.