Masjid Jumat Wekande Pusat Aktivitas Pendidikan dan Keislaman di Sri Langka
IHRAM.CO.ID,Masjid Jum’ah We kande pun tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Ia juga menjadi pusat aktivitas pendidikan dan keislaman. Di berbagai negara, aktivitas tambahan yang dihelat sebuah masjid memberikan kontribusi dan nilai tambah bagi kehidupan umat Islam di sekitarnya.
Di Masjid Jum’ah Wekande, didirikan sebuah madrasah yang khusus mempelajari tentang Alquran dan bahasa Arab. Deen Joonoos, salah seorang anggota Dewan Pembina Masjid Jum’ah Wekande, mengatakan, sebuah masjid harus menyatu dengan kehidupan Muslim di sekitarnya. Itu pula yang diinginkan dari keberadaan madrasah tersebut.
Madrasah Ma’al Wekande berdiri pada 1997. Lebih dari 100 siswa, baik laki-laki maupun perempuan, menghadiri kelas reguler untuk mengkaji Alquran. Pihak masjid menyediakan bu ku-buku, alat tulis, dan seragam bagi seluruh siswa madrasah tanpa dipungut biaya. Meski gratis, pendidik an di madrasah ini telah berhasil me nelurkan sejumlah penghafal Alquran.
Selain madrasah, masjid ini juga menyediakan ruang khusus bagi jamaah wanita. Pembuatan ruang khusus ini bermula dari kesulitan jamaah perempuan untuk menunaikan shalat di ruangan dalam masjid karena akan bercampur dengan jamaah pria.
Sejarah berdirinya Masjid Jum’ah Wekande di Kolombo pada abad ke-18 tak lepas dari peran seorang pejuang antipenjajahan Belanda di Indonesia yang bernama Pandan Bali. Ia adalah seorang Muslim yang berasal dari kalangan bangsawan kaya di Jawa. Pandan Bali tiba di negeri buangan ini bersama kontingen tentara Resimen Melayu bentukan Belanda yang akan ditempatkan di Sri Lanka.
Di negeri baru ini, Pandan Bali bertemu dengan Sabu Latif, bangsawan Indonesia yang juga dibuang Belanda ke Sri Lanka. Sabu Latif tiba ke Sri Lanka pada 1772 ber sama ayahandanya Raden Pramana Latif dari Kesunanan Casar, Kalimantan Barat.
Lahan untuk membangun Mas jid Jum’ah Wekande dibeli Pandan Bali dari seseorang bernama Jeynadien Marikar Sinna Cassien pada 1786 M (1201 H). Pandan Bali kemudian mewakafkan lahan seluas sekitar 2,5 hektare tersebut untuk kaum Muslimin dan mempercaya kan amanah itu kepada Sabu Latif untuk pengelolaannya.
Setelah mewakafkan lahan itu, Pandan Bali kemudian memprakarsai sekaligus mendanai pembangunan Masjid Jum’ah Wekande berikut taman pemakaman umum Muslim di sana.