Yunani Tuduh Turki Paksa Migran Menyeberang dengan Telanjang

Yunani menuduh Turki memaksa 92 migran menyeberang dengan telanjang ke Yunani

AP/Giannis Papanikos
Dalam foto arsip 21 Mei 2021 ini, polisi berpatroli di sepanjang dinding baja di sungai Evros, dekat desa Poros, di perbatasan Yunani-Turki, Yunani. Dihantui oleh krisis migrasi 2015 yang dipicu oleh perang Suriah, para pemimpin Eropa sangat ingin menghindari masuknya migran dan pengungsi skala besar lainnya dari Afghanistan.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Pihak berwenang Yunani menuduh Turki memaksa 92 migran menyeberang dengan telanjang ke Yunani pada Sabtu (16/10/2022). Petugas polisi Yunani menemukan para migran telanjang bulat pada Jumat (15/10/2022).

Menurut keterangan polisi, beberapa imigran tersebut mengalami cedera tubuh setelah menyeberangi Sungai Evros menggunakan perahu plastik. Sungai tersebut membentuk perbatasan antara kedua negara bertetangga itu.

Para migran mengatakan kepada polisi dan petugas badan perbatasan Uni Eropa Frontex, bahwa mereka telah dipaksa oleh otoritas Turki untuk menaiki tiga kendaraan yang membawa ke perbatasan. Para migran bersaksi telah dipaksa untuk telanjang sebelum naik ke kapal.

Polisi mengatakan, telah menyediakan pakaian dan makanan untuk para migran. "Perilaku provokatif Turki melampaui semua batas," kata Kementerian Suaka dan Migrasi Yunani.

Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi memposting foto migran telanjang di akun Twitter-nya Sabtu. "Perilaku Turki terhadap 92 migran yang kami selamatkan di perbatasan (kemarin), memalukan bagi peradaban. Kami berharap Ankara untuk menyelidiki insiden itu dan akhirnya melindungi perbatasannya dengan Uni Eropa," ujarnya berkomentar dalam bahasa Yunani dan Inggris.

Turki secara teratur menuduh Yunani dengan keras mendorong kembali para migran yang memasuki negara itu melalui darat dan laut. Sementara Yunani menuduh Turki mendorong maju para migran untuk menekan Uni Eropa. Para migran kebanyakan dari Afghanistan dan Suriah, dengan beberapa dari negara lain, seperti Pakistan.

Baca Juga


sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler