Sumbangan Ilmuwan dan Intelektual Era Dinasti Buwaihi
IHRAM.CO.ID, Di era kekuasaannya, para penguasa Buwaihi berhasil membangun masjid, rumah sakit, serta kanal-kanal. Pembangunan infrastruktur itu turut membuat sektor ekonomi, pertanian, perdagangan, dan industri menggeliat.
Masa kejayaan Bani Buwaih merupakan era transisi berakhirnya kekuasaan bangsa Arab di Kekhalifahan Abbasiyah. Selama mengendalikan kekuasaannya di Baghdad, Dinasti Buwaihi turut berjasa mengembangkan supremasi peradaban Islam di bidang ilmu pengetahuan dan sastra.
Sederet ilmuwan, pemikir dan ulama besar lahir di era kekuasaan Buwaihi di Kota Baghdad. Ulama, pemikir dan ilmuwan penting yang muncul di era kejayaan Buwaih, antara lain, Al-Farabi (wafat 950 M), Ibnu Sina (980-1037 M), Al-Farghani, Abdurahman Al-Shufi (wafat 986 M), serta Ibnu Maskawih (wafat 1030 M).
Sumbangan ilmuwan dan intelektual yang berada dalam lindungan dan dukungan para penguasa Buwaihi ini bagi pengembangan ilmu pengetahuan sungguh sangat besar. Tak cuma itu, Philip K Hitti dalam bukunya History of Arab juga mencatat peran penting Bani Buwaih dalam pembangunan di Kota Baghdad.
Menurut Hitti, di era kekuasaannya, para penguasa Buwaihi berhasil membangun masjid, rumah sakit, serta kanal-kanal. Pembangunan infrastruktur itu turut membuat sektor ekonomi, pertanian, perdagangan, dan industri menggeliat.
Menurut Ensiklopedi Britannica Online, penguasa Buwaihi sempat membangun bendungan jembatan yang membelah Sungai Kur dengan Shiraz. Jembatan itu mampu menyambungkan Dinasti Buwaih dengan dinasti dan kerajaan lainnya, seperti Samanid, Hamdaniyah, Bizantium, dan Fatimiyah. Penguasa Buwaihi pun turut menopang geliat seni dan kesusastraan.
Dinasti Buwaihi menjadikan Kota Rayy dan Nayin di Iran serta Baghdad di Irak sebagai pusat kebudayaan. Ferdowsi (935-1020) dan Mutanabbi adalah dua pujangga yang termasyhur dengan karya sastra yang indah dan menawan. Pada zaman itu, juga berkembang pesat industri permadani.
Dalam bidang seni rupa, dinasti ini juga termasyhur dengan keramiknya yang indah bernama Gabri. Buwaih pun dikenal dengan kaca dan gelasnya yang menawan. Tak cuma itu, di masa kejayaan Buwaih juga berkembang seni dan kerajinan logam, khususnya perak. Para seniman Buwaih mengadopsi teknik dan motif kerajinan perak yang ditinggalkan orang SasanidPersia sebelum Islam.
Ciri khas kerajinan perak yang dikembangkan para seniman Buwaihi biasanya dihiasi dengan motif binatang buas, burung, serta musisi. Motif hiasan itu dilukis dengan gaya tradisi orang Sasanid. Pencapaian itu membuktikan betapa seni dan kesusastraan mendapat tempat yang terhormat pada zaman itu.