Merger Pelindo Disebut Ubah Standardisasi dan Biaya Bongkar Muat

Dirut Terminal Petikemas Surabaya sebut merger Pelindo bawa dampak positif

ANTARA/Didik Suhartono
Truk trailer melintas di lapangan penumpukan kontainer di PT Terminal Petikemas Surabaya. irektur Utama Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Abdul Rofid Fanany mengatakan, merger Pelindo membawa dampak positif bagi perusahaan. Tidak saja bagi Pelindo, tetapi juga anak dan cucu perusahaan. Dimana merger tersebut membuat perusahaan meningkatkan standar layanan, utamanya dalam hal bongkar muat di pelabuhan.
Rep: Dadang Kurnia Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Utama Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Abdul Rofid Fanany mengatakan, merger Pelindo membawa dampak positif bagi perusahaan. Tidak saja bagi Pelindo, tetapi juga anak dan cucu perusahaan. Dimana merger tersebut membuat perusahaan meningkatkan standar layanan, utamanya dalam hal bongkar muat di pelabuhan.


"Merger Pelindo membawa dampak positif, membawa pengaruh signifikan. Kita mulai menata terkait standarisasi bongkar muat, dan costing bongkar muat kapal di pelabuhan. Harapannya logistic cost bisa lebih baik dan efisien," ujarnya di Surabaya, Jumat (21/10).

Anak usaha Sub-holding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) itu pun masih cukup optimistis dengan kinerja arus petikemas tahun depan meski ada tantangan dari isu resesi 2023. Pria yang akrab disapa Ifan itu mengaku, TPS telah mendapatkan review economy outlook dari beberapa lembaga dunia yang menyatakan bahwa keadaan ekonomi 2023 masih belum terlalu membaik dibandingkan 2022, terutama di semester I/2023.

“Namun kami sedikit optimistis karena kami bertemu beberapa pemilik kapal yang bilang pada 2023 banyak perusahaan pelayaran akan banyak menambah carteran kapal, artinya mereka punya demand di 2023,” kata Ifan.

Ifan melanjutkan, pascamerger Pelindo dilakukan pada Oktober 2021, TPS pun terus berbenah untuk meningkatkan layanan terminal petikemas dari berbagai sektor. Ia mencontohkan, sebelumnya layanan TPS hanya mampu melakukan bongkar muat sebanyak 48 Box Ship per Hour (BSH). Namun kini sudah mampu mencapai 51 hingga 57 BSH.

Selain itu, lanjutnya, sejak merger dilakukan TPS juga bisa melakukan sharing teknologi informasi (TI) dan pelatihan SDM dengan terminal-terminal lainnya. Termasuk melakukan joint procurement, sehingga pengadaan barang bisa dilakukan dengan efisien dan murah.

“Dari sisi cost pengadaan, kita bisa menghemat 5 hingga 10 persen,” ujarnya.

Ifan melanjutkan, saat ini komposisi petikemas ekspor di TPS masih berada di angka 40 persen, dan sebanyak 60 persen merupakan petikemas impor. Sedangkan kinerja Yard Occupancy Ratio (YOR) di TPS berada di angka 40 persen dari total kapasitas 2 juta TEUs, sehingga masih cukup banyak ruang untuk menampung petikemas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler