Anak Belum Kencing Selama 6-8 Jam, Waspada Gangguan Ginjal Akut

Anak-anak yang menderita gangguan ginjal akut hampir semua tidak bisa kencing.

www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Anak dengan gangguan ginjal mengalami penurunan produksi urine.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut misterius memiliki gejala yang serupa. Salah satunya ialah penurunan frekuensi kencing. Padahal, anak setidaknya buang air kecil lima hingga enam kali dalam sehari.

"Kalau misalnya dia belum buang air kecil di siang hari selama enam sampai delapan jam, kita harus waspada," ujar dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Ernie Setyawati, dalam acara bincang-bincang kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (21/10/2022)..

Anak dengan gangguan ginjal umumnya mengalami gejala infeksi seperti infeksi saluran pernapasan atas yang ditandai demam, batuk, pilek, dan sesak napas. Selain itu, mereka juga didera infeksi saluran pencernaan seperti diare.

Baca Juga



Dr Ernie mengatakan anak dengan gangguan ginjal mengalami penurunan produksi urine. Hal ini menyebabkan frekuensi buang air kecil ikut menurun, bahkan pada beberapa kasus anak tidak buang air kecil sama sekali.

"Jadi, kalau anak mengalami gejala-gejala yang disebutkan tadi, kemudian dia infeksi saluran pernapasan atau gangguan pencernaan, demam, sebaiknya periksakan ke dokter," kata dr Ernie.

Gejala awal

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengatakan, ada beberapa gejala yang muncul dari gangguan ginjal akut misterius. Umumnya, dimulai dari batuk pilek hingga muntah.

Setelah beberapa hari mengalami batuk, pilek, diare, muntah, dan demam, gejala selanjutnya adalah urine sedikit. Anak bahkan juga tidak bisa buang air kecil (BAK) sama sekali.

"Jadi tidak bisa buang air kecil (BAK), betul-betul hilang sama sekali buang air kecilnya. Anak-anak ini hampir semuanya datang (ke rumah sakit) dengan keluhan tidak buang air kecil atau buang air kecilnya sangat sedikit," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Jumat (14/10/2022).

Kementerian Kesehatan RI menyampaikan bahwa per 18 Oktober 2022 ada 206 kasus gagal ginjal akut progresif atipikal atau gagal ginjal akut misterius yang dilaporkan. Sebanyak 99 di antaranya meninggal dunia.

5 Obat Sirop yang Tercemar

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengumumkan lima produk obat sirop di Indonesia yang mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) melampaui ambang batas aman. Dilansir dari laman resmi BPOM RI, www.pom.go.id di Jakarta, Kamis (20/10/2022), kelima produk itu adalah:

- Termorex Sirop (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

- Flurin DMP Sirop (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

- Unibebi Cough Sirop (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

- Unibebi Demam Sirop (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan dus, botol @60 ml.

- Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan dus, botol @15 ml.

Namun demikian, BPOM menyatakan hasil uji cemaran EG pada lima produk tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan obat sirop tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler